TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir kembali mengingatkan peneliti Indonesia untuk berkarya. Riset-riset yang dilakukan, kata dia, seharusnya memiliki inovasi yang tinggi dan bisa diaplikasikan secara massal sehingga tak berhenti di perpustakaan.
"Kita harus pikirkan bagaimana hasil riset bisa dikomersialkan di dunia usaha. Kita harus pikirkan strategi komersialisasinya," kata Nasir dalam sebuah seminar nasional di Jakarta, Senin, 3 Agustus 2015.
Namun, ucap dia, komersialisasi hasil riset bukan semata tanggung jawab pemerintah. Dunia industri diharapkan juga mampu berpartisipasi dalam pendanaan riset. "Dana riset di Indonesia hanya 0,09 persen dari PDB. Sebanyak 76 persen didanai pemerintah, sementara 24 persen didanai industri," ucap Nasir.
Kementerian Riset hari ini menggelar seminar nasional dalam rangka menyambut Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang dirayakan setiap 10 Agustus. Seminar nasional kali ini mengambil tema "Kebangkitan Industri Nasional Berbasis Kemampuan Iptek Anak Bangsa".
Seminar dihadiri sejumlah lembaga penelitian dari berbagai kementerian, peneliti, perguruan tinggi, dan pelaku dunia industri. "Tujuan peringatan Hakteknas adalah menghargai karya anak bangsa, mendorong peningkatan inovasi dan kreasi, serta menjadi momentum pertanggungjawaban publik dari komunitas iptek selama ini," tutur Menteri Nasir.
INDRI MAULIDAR