TEMPO.CO, Jakarta - Dai' KH Muhammad Nurhadi mengharapkan para peserta Muktamar Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Jombang dari 1-5 Agustus 2015 tidak mempersoalkan model pemilihan calon ketua umum. Bila ada dualisme dalam model pemilihan, diharapkan lebih mengedepankan kepentingan umat.
"Kedua metode itu musyawarah atau voting sama baiknya untuk mencari pimpinan yang terbaik yang mampu menjadi uswah (tauladan) bagi umat dan bangsa," kata Cak Nur sapaan akrab KH Muhammad Nurhadi kepada Tempo, Ahad, 2 Agustus 2015.
Baca Juga:
Menurut Cak Nur, bila hasil keputusan majelis yang diterima adalah metode musyawarah, maka mereka yang berpegang pada metode voting sebaiknya legowo. "Menerima secara sepakat itu merupakan awal dari sebuah kelapangan untuk menghasilkan sebuah konsep ke depan yang lebih baik," kata pengasuh acara 'Al Qur'an Menjawab' yang ditayangkan TVRI Nasional.
Pada Muktamar ke-33 ini, sejumlah ulama beda pendapat tentang konsep pemilihan dengan voting muktamirin atau melalui musyawarah 9 ulama perwakilan. Sebelumnya berkembang isu sejumlah muktamirin yang mengaku diintimidasi panitia muktamirin.
Mereka dipaksa bersedia mengikuti pross pemilihan Rois Aam melalui ahlul halli wal aqdi (Ahwa atau mufakat). Peserta yang tak setuju akan dipersulit kepesertaannya dalam kegiatan Muktamar.
Cak Nur yang juga pembawa acara 'Nation on Track' di Metro TV ini menyebutkan apa pun metode pemilihannya tetap harus mengacu pada visi dan misi yang sama. "Yakni demi kepentingan peradaban umat khususnya bangsa dan negara," kata dai' yang sudah melanglang buana berdakwah ke Eropa dan bersilaturahmi ke Vatikan, Italia ini.
Menurut Cak Nur, Islam tak mempersoalkan sistem pemilihan. Yang terpenting adalah output dari muktamar yakni terpilihnya pimpinan yang bersedia mengorbankan harta dan jiwa untuk untuk agama dan bangsa. "Bila di dalam pemilihan itu terdapat sosok yang berambisi untuk kepentingan pribadi, maka organisasi sebesar apa pun dan secanggih apa pun sistemnya tetap saja ibarat menabur angin segera menuai badai."
SETIAWAN ADIWIJAYA