TEMPO.CO, Jombang - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siraj mendukung penuh putusan muktamar NU tentang pembatalan mekanisme pemilihan tak langsung (ahwa) untuk memilih Rais Aam. Dia mengaku siap disandingkan dengan siapapun yang dipilih Rais Syuriah menjadi Rais Aam.
Said menjelaskan kronologi pelaksanaan sidang pleno mulai kemarin yang menyebabkan ketegangan antar pendukung dan penolak ahwa. Pro kontra di kalangan muktamirin muncul saat membahas pasal 19 tentang sistem pemilihan Rais Aam. Melihat tingginya tensi masing-masing kubu, Rais Aam PBNU KH Mustofa Bisri memutuskan mengundang para kyai sepuh seperti KH Anwar Manshur dari Ponpes Lirboyo, KH Nurul Huda Jazuli dari Ponpes Al Falah Ploso, dan KH Nawawie dari Cirebon.
Hasilnya mereka bersepakat menarik pemilihan Rais Aam dari sidang pleno dan menjadi agenda tersendiri forum Rais Syuriah cabang dan wilayah. "Semoga memberi hasil yang menyejukkan bagaimana sistem pemilihan Rais Aam menjadi bermartabat, " katanya, Senin 3 Agustus 2015.
Said juga mengaku tak pernah mempermasalahkan akan disandingkan dengan siapa pun Rais Aam yang terpilih. Bahkan sejak Muktamar di Makasar lalu dirinya juga mengajukan diri secara tunggal sebagai ketua umum. "Sejak dulu saya selalu mengajukan diri sendiri, tidak ada paket, " katanya.
Namun dia menolak menjelaskan saat ditanya peta dukungan muktamirin yang saat ini dikantongi. Said hanya mengatakan dirinya siap dan optimistis bisa memenangkan muktamar ini, seperti saat memenangkan pemilihan ketua umum PBNU di Makasar lima tahun lalu.
HARI TRI WASONO