TEMPO.CO, Jakarta - Penumpang pesawat Citilink QG970 rute Jakarta-Padang yang tergelincir di Bandara Internasional Minangkabau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, mengeluh karena tak mendapatkan pelayanan yang baik dari manajemen maskapai anak perusahaan PT Garuda Indonesia tersebut.
Salah seorang penumpang, Febby, mengatakan manajemen Citilink terlalu lamban menangani korban. Mereka malah memprioritaskan penumpang yang batal berangkat ke Jakarta.
"Harusnya mereka mengutamakan korban yang trauma. Kami saat turun juga basah kuyup. Ini saja saya masih basah," ujarnya, Ahad, 2 Agustus 2015.
Tiba di terminal bandara, kata Febby, penumpang hanya diberikan roti dan minum, serta selembar kain. "Tidak ada pemberian makanan," katanya. Menurut dia, harusnya semua penumpang diperiksa. Sebab, banyak yang syok.
Arman, 50 tahun, penumpang lainnya, juga menyesalkan pelayanan dari maskapai. Penumpang tidak mendapatkan apa pun dari maskapai. Apalagi semua penumpang sudah basah kuyup. "Hanya dikasih kain panjang," tuturnya.
Penumpang lain juga mengatakan tak ada ganti rugi dari pihak maskapai. Mereka hanya diberikan selembar kain. "Ini baru dikasih kain. Ditemui pun tidak," tuturnya.
Juru bicara Citilink, Benny S. Butarbutar, mengatakan evakuasi penumpang berjalan dengan lancar. Sebanyak tiga penumpang yang syok sudah dibawa ke rumah sakit.
Menurut dia, sedikitnya ada 130 penumpang yang diinapkan dengan biaya ditanggung Citilink. Sedangkan penumpang lain pulang sendiri dengan diberikan uang transportasi. Tiga penumpang yang dirawat di rumah sakit juga sudah dibolehkan pulang oleh dokter yang menangani.
ANDRI EL FARUQI