TEMPO.CO, Padang - General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau Yayan Hendrayani mengaku belum mengetahui penyebab tergelincirnya pesawat Citilink QG 970 di Bandara Minangkabau, Ahad kemarin.
Menurut Yayan, tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan melakukan investigasi. "Kita tunggu penyidikan KNKT. Sore ini mereka tiba di Padang," ujarnya saat konferensi pers di Bandara Minangkabau di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin, 3 Agustus 2015.
Pesawat jenis Airbus A 320 dengan rute Jakarta-Padang itu tergelincir pada pukul 19.27 WIB. Pesawat membawa 178 penumpang, 174 dewasa, satu anak-anak, dan tiga infant. Pesawat itu juga mengangkut 1.500 kilogram bagasi dan 365 koli barang kargo.
Saat peristiwa terjadi, kata Yayan, bandara sedang diguyur hujan lebat. Dengan jarak pandang 1.000 meter dan kecepatan angin enam knot. "Penyebab pastinya kami tak bisa berspekulasi. Makanya kita tunggu penyidikan KNKT," ujarnya.
Menurut Yayan, setelah evakuasi korban dan barang, dilakukan penarikan badan pesawat pada Ahad malam, sekitar pukul 23.30 WIB hingga 08.00 WIB. Setelah adanya persetujuan dari KNKT. Agar landasan pacu bisa kembali beroperasi.
Pantauan visual Angkasa Pura II, ujung wing pesawat keluar dari jalur runway sekitar dua meter. Dari sisi keselamatan, seluruh penerbangan di Bandara Minangkabau dibatalkan, sebab lapangan pacu tak bisa digunakan.
Distrik Manager Padang Airnav Indonesia Yasrul mengatakan, landing yang dilakukan pesawat dengan jarak pandang 1.000 meter telah memenuhi persyaratan, untuk jenis pesawat Airbus. "Komunikasi antara Menara Air Traffic Control (ATC) dengan pilot sebelum landing sudah sesuai dengan prosedur," ujarnya.
Direktur Utama Citilink Albert Burhan mengatakan pesawat yang tergilincir itu merupakan pesawat baru. Airbus tersebut baru berumur satu tahun. "Kita menunggu KNKT untuk menyelidiki penyebab tergilincirnya pesawat," ujarnya saat berada di Bandara Minangkabau, Senin, 3 Agustus 2015. Namun, dari hasil pantauan visual di lapangan, kata Albert, pesawat tidak mengalami kerusakan.
ANDRI EL FARUQI