TEMPO.CO, Pekalongan - Pelabuhan Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mengalami pendangkalan parah akibat pengendapan lumpur. Kedalaman air di pelabuhan hanya 0,2 sampai 0,3 meter low water spring (LWS). Bahkan di beberapa titik pengendapannya dapat terlihat dari permukaan yang berarti sudah di atas nol LWS. “Akibatnya kapal-kapal bertonase besar tidak dapat bersandar,” ujar Mansur, Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Kota Pekalongan, Rabu 5 Agustus 2015.
Dia menjelaskan, sudah ada pengerukan yang dilakukan pemerintah. Tapi upaya itu sebatas untuk bersandar kapal-kapal kecil. “Kali ini pengerukan dilakukan secara tuntas dengan anggaran sekitar Rp 8 miliar dari APBN," kata Mansur. Menurut dia, pengerukan yang dilakukan sejak dua bulan lalu ditargetkan selesai sebelum akhir tahun ini.
Pengerukan dimulai dari dasar sungai di selatan tempat pelelangan ikan, pengerukan dikebut sampai ke ujung muara sungai. Dari pengamatan Tempo, hari ini terlihat kapal pengeruk telah mencapai ujung muara. Lumpur yang diangkat dari dasar muara dipindahkan ke lahan yang telah disediakan di sisi timur muara.
Mansur berharap pengerukan dapat menampah kedalaman tiga hingga empat meter LWS sehingga kapal besar bisa masuk pelabuhan. "Kalau pendangkalannya sudah teratasi akan membawa dampak besar bagi peningkatan ekonomi terutama sektor maritim dan perikanan," katanya.
Seorang nelayan, Ahmad, 45 tahun, mengatakan proses pengerukan dilakukan secara cepat. "Belum lama kemarin kapal pengeruk masih di selatan TPI, sekarang sudah di ujung muara," ujarnya. Dia berharap pengerukan kali ini benar-benar dapat menuntaskan pendangkalan pelabuhan yang sudah terjadi bertahun-tahun.
VENANTIA MELINDA