TEMPO.CO , Jakarta:Anak yang susah makan ternyata memiliki masalah yang lebih besar dari sekedar pola makan. Sebuah studi baru yang dipublikasikan di jurnal Pediatrics mengungkapkan bahwa anak yang rewel dalam memilih makan cenderung memiliki gejala depresi, kecemasan, dan beberapa gangguan mental lain.
Peneliti dari Duke University mengamati kebiasaan makan 917 anak prasekolah dari usia 2 hingga 6 tahun. Mereka menemukan bahwa 20 persen anak yang dikategorikan sebagai pemakan rewel, cenderung mengidap depresi dua kali lebih banyak dari anak yang makannya normal. Anak pemakan rewel juga diperkirakan 2,7 kali lebih rentan terdiagnosa dengan kecemasan sosial.
"Saya tidak mau membuat orang tua panik. Saya harap penelitian ini membuat kita semua sadar bahwa fenomena ini lebih rumit dari yang kita tahu," kata Nancy Zucker, kepala penelitian, dilansir dari nytimes.com.
Berdasarkan penelitian, fenomena anak susah makan bukan disebabkan perilaku mereka yang keras kepala atau terlalu dimanjakan orang tua. Para peneliti mengungkapkan bahwa anak yang susah makan ternyata secara natural memiliki sensitivitas yang lebih tinggi.
"Pengalaman sensorik mereka lebih intens dalam hal rasa, tekstur, dan rangsangan visual. Dan pengalaman internal mereka mungkin lebih intens sehingga mereka memiliki perasaan yang lebih kuat," kata Zucker. "Mereka adalah anak-anak yang sensitif yang mungkin memiliki kecemasan atau sedikit depresi; sehingga memotong buah-buahan menjadi bentuk yang lucu mungkin tidak akan berhasil bagi anak-anak ini,"
NIBRAS NADA | NYTIMES | FORBES