TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) yakin bahan bakar Pertalite akan semakin diterima masyarakat. Pertalite ditargetkan akan mengambil alih 30 persen konsumsi Premium.
"Tapi 30 persen itu persentase konsumsi di SPBU yang ada Pertalite-nya saja, bukan secara nasional," kata Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang di kantornya, Rabu, 5 Agustus 2015.
Harga Premium dan Pertalite di Jakarta saat ini adalah Rp 7.400 dan Rp 8.400 per liter.
Menurut Ahmad, optimisme itu dilontarkan setelah melihat tren harga minyak yang akan terus mengalami penurunan. Karena itu, secara nasional, Pertamina menargetkan 20 persen pangsa konsumsi bahan bakar nasional.
"Kalau margin harga Premium dan Pertalite di bawah seribu rupiah, angka penjualan akan ngebut," kata Ahmad.
Ahmad mengklaim penjualan rata-rata Pertalite mencapai 4,6 kiloliter per hari dari 101 SPBU yang telah menjual bahan bakar ini. Untuk itu, Pertamina akan mendongkrak penjualan dengan menambah hingga 500 SPBU di seluruh Pulau Jawa. "Pekan ini kita akan tambah 14 SPBU menjadi 115."
Hingga semester I ini, Premium masih menjadi penguasa konsumsi bahan bakar dengan 71 persen. Pertamax menyusul di urutan kedua dengan 16 persen pangsa pasar. Pertalite menduduki urutan ketiga dengan 12 persen. Pertamax plus berada di posisi paling buncit dengan pangsa 2 persen.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengapresiasi hasil positif penjualan Pertalite. Pertalite dapat menjadi alternatif konsumsi Premium seperti yang ditugaskan pemerintah dua tahun ke depan.
"Terima kasih atas promosi yang dilakukan telah berhasil mendongkrak penjualan," katanya. Namun Dwi mengatakan tak akan menghapus Premium dari pasar hingga peralihan konsumsi Premium telah signifikan dan masif.
ANDI RUSLI