TEMPO.CO, Jakarta - Apa jadinya jika White Shoes & The Couples Company (WSATCC) memainkan lagu bertema politik? Hal tersebut ternyata belum dipikirkan oleh band kugiran asal Jakarta itu. Aprilia Apsari (vokal), John Navid (drum), Ricky Virgana (bass), Yusmario Farabi (gitar), Aprimela Prawidiyanti (keyboard), dan Saleh (gitar) justru menghindari tema tersebut.
Tidak hanya politik, lagu dengan tema religi juga mereka hindari. "Kalau politik dan religi, kami menjauhi itu. Tapi untuk sementara ini ya, gue juga enggak mau kemakan omongan sendiri," ujar Aprilia Apsari atau akrab dipanggil Sari kepada Tempo, saat ditemui di Bep Bop Studio, Tebet, Jakarta, pada Senin, 3 Agustus 2015.
Sementara John menimpali dengan mengatakan bahwa musik tidak bisa berjalan beriringan dengan politik. "Politik dan musik tak bisa satu," celetuk John.
Sejak berdiri pada 2002, lirik-lirik WSATCC lebih banyak bercerita tentang fenomena sosial dan pendeskripsian tentang alam. Seperti di lagu Senja Menggila dari album Vakansi (2010) yang lirik lagunya menggambarkan hiruk-pikuknya kehidupan di kota. Sedangkan lagu Zamrud Khatulistiwa dari album yang sama bicara tentang lingkungan yang rusak.
WSATCC juga banyak menggunakan diksi yang menggambarkan perasaan, seperti "nestapa", "gegap gempita", dan "sanubari". Diksi tersebut banyak ditemukan di lagu-lagu lawas dan hampir langka ditemukan di lagu-lagu terkini. Namun WSATCC tetap membawakannya dengan manis dan segar.
Sari mengungkapkan bahwa WSATCC lebih banyak membicarakan tema-tema ringan yang kerap muncul di kehidupan sehari-hari. Bahkan, di lagu Kampus Kemarau, WSATCC hanya mengisahkan fenomena sederhana tentang susana panas di kampus yang membuat para mahasiswa jadi tidak bersemangat.
"Kami band duniawi yang memang mengangkat tema keseharian, jadi enggak perlu topik religi atau politik," tutur Sari.
Untuk sementara ini, WSATCC ingin tetap kembali ke tema-tema yang mudah diamati di sekitar mereka dan dapat memberi inspirasi. Misalnya seperti lagu Pelan tapi Pasti dari album Skenario Masa Muda (2007), yang dapat penghargaan dari kepolisian karena dianggap sesuai dengan tema kampanye kepolisian dalam mengimbau pengendara untuk tidak mengebut dan melengkapi surat-surat.
LUHUR TRI PAMBUDI