Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Putri Sulung Gus Dur: Tak Ada Alasan Hasil Muktamar Tak Sah  

Editor

Elik Susanto

image-gnews
Alissa Qotrunnada Munawaroh alias Alissa Wahid, bersama Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Alissa Qotrunnada Munawaroh alias Alissa Wahid, bersama Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.COJakarta - Alissa Qotrunnada Munawaroh Rahman atau biasa disapa Alissa Wahid, putri sulung Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, mengatakan tak ada alasan hasil Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama tak sah. Sebab, kata dia, pelaksanaan muktamar di Jombang, Jawa Timur, itu sudah mengikuti aturan dan jumlah pemilik suara memenuhi kuorum.

"Jadi tak ada alasan hasil muktamar tak sah," kata Alissa Wahid saat dihubungi Tempo tadi malam, Rabu, 5 Agustus 2015. Hasil muktamar memutuskan KH Said Aqil Siraj kembali memimpin atau menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 2015-2020.

Muktamar berlangsung riuh karena ada titik permasalahan, yaitu soal Ahwa (ahlul halli wal aqdi). Saat itu, pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), mempersoalkan pemilihan Ahwa yang dianggap tak transparan. "Tapi, kan, sudah diputuskan oleh sidang rais syariah, dan peserta sidang menerima sistem Ahwa sebagai proses pemilihan rais aam. Harusnya sudah tak ada masalah," ujarnya.

Ketua Panitia Muktamar KH Imam Aziz mengatakan proses pemilihan Ahwa yang dipersoalkan sekitar 300 pengurus cabang dan wilayah itu sudah sesuai kesepakatan para muktamirin. Keputusannya, kata Imam, muktamirin, khususnya peserta sidang suriah, menerima sistem Ahwa sebagai proses pemilihan rais aam. 

Meskipun sebagian tak menerima, menurut dia, bukan berarti yang tidak setuju dengan sistem Ahwa boleh menggelar muktamar sendiri. “Yang tidak setuju tetap harus mengikuti keputusan," tutur Imam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya, Gus Sholah mengatakan sekitar 300 pengurus cabang dan wilayah meminta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode lalu menggelar ulang muktamar paling lambat tiga bulan dari sekarang. Alasannya, mereka kecewa dengan proses pemilihan ahlul halli wal aqdi atau Ahwa yang menjadi aturan main dalam sistem pemilihan kemarin siang yang tidak transparan. “Proses formatur awal cacat hukum. Kalau Ahwa cacat hukum, rais aam tidak sah, ketua umum juga tidak sah,” ucapnya.

Sikap protes juga ditunjukkan oleh Forum Lintas Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia yang mengancam akan menggugat Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, ke pengadilan. “Sesuai kesepakatan mayoritas PWNU yang hadir, salah satu keputusannya, kami akan menggugat hasil Muktamar NU ke-33 ke pengadilan,” kata pemimpin sidang atau juru bicara Forum Lintas PWNU, Abdullah Samsul Arifin. Keputusan Forum Lintas PWNU dan sejumlah PCNU itu diambil dalam pertemuan di Tebuireng.

KH Hasyim Muzadi berpesan kepada pengurus cabang dan wilayah NU yang hadir agar berpikir jernih. “Jangan sampai ada muktamar tandingan, apalagi NU tandingan,” ujarnya. 

DINI PRAMITA | LINDA TRIANITA | ISHOMUDDIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Rekam Jejak Putri-putri Gus Dur: Yenny Wahid, Alissa Wahid, Anita Wahid, Inayah Wahid

30 Oktober 2023

Yenny Wahid saat pembukaan Muktamar ke-III Partai Kebangkitan Bangsa  PKB pro Gus Dur di Surabaya. ANTARA/M Risyal Hidayat
Rekam Jejak Putri-putri Gus Dur: Yenny Wahid, Alissa Wahid, Anita Wahid, Inayah Wahid

Putri-putri Gus Dur memiliki rekam jejak melanjutkan pemikiran ayahandanya. Apa yang dilakukan Yenny Wahid, Alissa Wahid, Anita Wahid, Inayah Wahid?


Terbentuknya Jaringan Gusdurian, Merawat Perjuangan dan Pemikiran Gus Dur

30 Oktober 2023

Ilustrasi Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid). (Foto Antara)
Terbentuknya Jaringan Gusdurian, Merawat Perjuangan dan Pemikiran Gus Dur

Simpatisan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang disebut Jaringan Gusdurian banyak dipertimbangkan oleh kandidat capres dalam setiap Pemilu


Manuver Merebut Suara NU

2 September 2023

Manuver Merebut Suara NU

Dipilihnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar disebut-sebut untuk mengerek elektabilitas mereka dengan mendulang suara NU.


Puluhan Ribu Jemaat Ahmadiyah dan Tokoh Lintas Agama Hadiri Jalsah Salanah 2023 di Inggris

29 Juli 2023

Hazrat Mirza Masroor Ahmad menyampaikan pidato pembukaan Jalsah Salanah 2023 di Inggris, Jumat 28 Juli 2023. TEMPO/Yandhrie Arvia
Puluhan Ribu Jemaat Ahmadiyah dan Tokoh Lintas Agama Hadiri Jalsah Salanah 2023 di Inggris

Sejumlah tokoh dan pemimpin lintas agama dari berbagai negara turut hadir dalam pertemuan tahunan Ahmadiyah yang berlangsung dari 28-30 Juli 2023.


Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

24 Juli 2023

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) dan Ketua DPP PKB Yusuf Chudlori (kiri) berbincang dalam rapat pleno Pemenangan Pilpres dan Pileg  2024 di gedung DPP PKB, Jakarta, Senin, 19 Juni 2023. Rapat pleno DPP PKB tersebut memutuskan Muhaimin Iskandar tidak boleh memberikan keterangan apa pun atau berbicara terkait dengan Pilpres 2024 dan memutuskan untuk tetap maju menjadi Capres atau Cawapres 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin didukung sebagai bakal capres maupun cawapres oleh kiai dan santri. Berikut profil Muhaimin Iskandar.


Hadapi Pilpres 2024, Alissa Wahid Ajak Waspadai Sentimen Sektarian

11 Mei 2023

Alissa Wahid. Dok.TEMPO
Hadapi Pilpres 2024, Alissa Wahid Ajak Waspadai Sentimen Sektarian

Alissa Wahid meminta untuk mewaspadai sentimen sektarian pada Pilpres 2024. Dia juga meminta para capres untuk tak mengejar kepentingan politik semata


Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

16 April 2023

Para kiai muda dan gus se-Jawa berikrar untuk memberdayakan NU di depan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pada acara bertajuk
Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

Para putra kiai pesantren siap mengabdikan diri secara aktif dalam rangka memberdayakan NU agar bisa terus memberikan kemaslahatan yang luas


Sederet Sorotan Publik ke Bea Cukai, Acak-acak Barang Putri Gus Dur sampai Diduga Peras Turis Taiwan

14 April 2023

Sebuah video pendek dari media berita Taiwan CTS yang menyebutkan dugaan pemerasan oleh oknum petugas Bea Cukai di Bandara Ngurah Rai, Bali beredar viral dan banyak disorot oleh warganet di Twitter, Kamis, 13 April 2023. (sumber: Twitter)
Sederet Sorotan Publik ke Bea Cukai, Acak-acak Barang Putri Gus Dur sampai Diduga Peras Turis Taiwan

Bea Cukai banyak mendapat sorotan belakangan ini, antara lain kasus acak-acak barang putri Gus Dur hingga terakhir dugaan peras turis Taiwan.


Belajar dari Kasus Koper Alissa Wahid dan Piala Fatimah, Dirjen Bea Cukai: Perbaikan Layanan Terus Dilakukan

1 April 2023

Ilustrasi petugas Bea Cukai memeriksa penumpang di bandara. Dok. Bea Cukai
Belajar dari Kasus Koper Alissa Wahid dan Piala Fatimah, Dirjen Bea Cukai: Perbaikan Layanan Terus Dilakukan

Belajar dari kasus koper Alissa Wahid yang diacak-acak dan piala Fatimah Zahra yang ditagih pajak, Ditjen Bea Cukai terus melakukan perbaikan layanan.


Kader Nahdlatul Ulama Berpeluang Bertarung di Pilpres 2024, Alissa Wahid: Yang Penting Punya Asas Kebangsaan

30 Maret 2023

Alissa Wahid. TEMPO/Nurdiansah
Kader Nahdlatul Ulama Berpeluang Bertarung di Pilpres 2024, Alissa Wahid: Yang Penting Punya Asas Kebangsaan

Alissa Wahid menyatakan bangga karena banyak kader Nahdlatul Ulama yang mendapat dukungan untuk maju pada Pilpres 2024.