TEMPO.CO, JOMBANG - Kiai Mustofa Bisri atau Gus Mus hari ini, 6 Agustus 2015, berziarah ke makam pendiri Nadhlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Rais Aam PBNU periode 2010-2015 ini dikabarkan menangis sambil meminta maaf di depan makam Kyai Hasyim Asy’ari dan makam Kyai Wahid Hasyim serta makam Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Gus Mus meminta maaf pada KH Hasyim Asy’ari dan Gus Dur karena merasa tak mampu menjaga NU setelah muncul dua kelompok yang mendukung dan menolak hasil Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur. (Baca: Sudah Menolak, Gus Mus Tetap Dipilih Jadi Rais Aam NU)
Bahkan foto Gus Mus yang ziarah bersama sejumlah santri dan kerabatnya beredar di dunia maya. “Salah satu yang share foto itu adalah Nabila, istri keponakan Gus Mus, yang juga ikut ziarah,” kata koordinator Gus Durian Jawa Timur, Aan Anshori. Foto itu di-share di grup media sosial Gus Durian.
Bahkan dalam foto tampak Gus Mus yang melepas sandal serta duduk di bawah atau tidak berada di atas lantai yang biasa dijadikan tempat duduk peziarah.
Saat dikonfirmasi, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Kyai Salahudin Wahid (Gus Solah) mengaku tak tahu dengan ziarah Gus Mus. Gus Mus memang tak mampir ke kediaman Gus Solah yang hanya berjarak 50 meter dari kompleks makam setempat.
Baca Juga:
“Tidak (mampir). Mungkin beliau menjaga jangan sampai ada dugaan yang tidak-tidak kalau mampir ke rumah saya,” kata Gus Solah melalui pesan pendek ke Tempo. Para kiai struktural NU memang saling menjaga jarak setelah muncul dua kelompok yang menolak dan mendukung hasil Muktamar NU ke-33 yang menetapkan Rais Aam Syuriah PBNU KH Makruf Amin dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj periode 2015-2020. (Baca: Kiai Tasawuf Ini Sedih Melihat Pelaksanaan Muktamar NU)
Kelompok yang menolak sebanyak 24 PWNU dari 34 PWNU yang ada dan sejumlah PCNU akan menggugat hasil muktamar ke pengadilan. Bekas Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan bekas Ketua PBNU Gus Solah serta sejumlah kiai berpengaruh lainnya di tubuh PBNU berada di kelompok yang menolak muktamar seperti bekas Katib Aam (Sekretaris Umum) Syuriah PBNU KH Abdul Malik Madani dan salah satu Katib (Sekretaris) Syuriah PBNU KH Afifuddin Muhajir.
ISHOMUDDIN