Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Kocak Nelayan yang Baru Pertama Kali Naik Pesawat  

image-gnews
TEMPO/Suryo Wibowo
TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.COJakarta - Saiful Bahri, 35 tahun, bapak dua anak, dan Bahrim, 31 tahun, bapak tiga anak, untuk pertama kalinya melakukan perjalanan dengan menumpang pesawat terbang dari Lombok ke Jakarta. Waktunya hanya 1,5 jam. Namun mereka merasakan itu sangat lama.

“Seperti sehari-semalam naik pesawat,” kata Saiful Bahri, nelayan yang hidupnya sehari-hari di kampung nelayan Lingkungan Pondok Prasi, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Ampenan, Mataram, sewaktu bertemu media di Mataram, Sabtu, 8 Agustus 2015.

Perjalanan itu terasa lama karena rasa cemas yang dialaminya di dalam pesawat yang terbang di udara tersebut. Padahal ia biasa melaut dengan menumpang perahu layarnya hingga tiga jam menuju lokasi Gili Besar Bali setiap malam. “Di hotel pun tidak bisa tidur, karena kasurnya terlalu empuk,” ujar Bahrim menimpali.

Selama empat hari di Jakarta, Saiful diinapkan di Hotel Santika, Tangerang, dan Hotel Novotel, Jakarta. Ia memperoleh kesempatan berkunjung ke Monumen Nasional dan Kota Tua. “Yang lebih membanggakan, bisa ketemu Presiden Joko Widodo,” tutur Bahrim.

Sebab, selama dua periode kepemimpinan Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi saja, dia belum pernah bersalaman dengan gubernurnya tersebut. Tidak heran, fotonya bersama Joko Widodo pun dikelilingkan warga di kampungnya. Gara-gara menggunakan ponsel, nelayan ini bisa ketemu Presiden. “Bangga sekali,” kata Bahrim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedatangan Saiful Bahri dan Bahrim ke Jakarta untuk memenuhi undangan bertemu dengan Presiden Joko Widodo dalam acara Dari Indonesia untuk Dunia Exhibition yang berlangsung di Tangerang, Selasa, 4 Agustus 2015. Mereka adalah nelayan pertama yang menggunakan mobile-Fish (m-Fish) bantuan Mereka berdua mempraktekkan penggunaan aplikasi XL yaitu aplikasi digital m-Fish. 

Pada kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta Presiden Direktur XL Dian Siswarini berbincang dengan Saiful Bahri dan Bahrim mengenai penggunaan aplikasi digital m-Fish. Perangkat digital dari XL yang ditargetkan membantu 23.000 nelayan Indonesia untuk mendukung produktivitas dan keselamatan mereka itu dilengkapi informasi pokok mengenai cuaca, arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang, serta arah pulang. 

Presiden Direktur XL Dian Siswarini mengatakan XL tidak mendasarkan pada hitungan bisnis. Yang terpenting lebih dulu adalah bagaimana bisa menangkap kebutuhan masyarakat dan mampu menghadirkan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan itu. Masyarakat sudah bisa menyadari betapa besar manfaat dari layanan digital. “Maka, dengan sendirinya, permintaan atas layanan digital akan datang dan terus tumbuh,” ujar Dian Siswarini.

SUPRIYANTHO KHAFID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

1 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

2 hari lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

8 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

12 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

20 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

30 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

32 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

32 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

33 hari lalu

Sejumlah perahu nelayan tertambat di dermaga Cilaut Eureun, Pantai Santolo, Garut, Jawa Barat, (1/1). TEMPO/Prima Mulia
Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

Polairud Polres Garut yang sedang mencari seorang nelayan setempat kini ketambahan mencari seorang lagi asal Sukabumi sesama korban gelombang tinggi.


Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

34 hari lalu

Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin meninjau daerah yang terdampak gelombang tinggi dan angin kencang di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/3/2024). ANTARA/HO-Diskominfo Garut
Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

Angin kencang dan gelombang laut tinggi mengakibatkan sejumlah nelayan Garut, Jawa Barat, tak bisa melaut. Karena dinilai dapat membahayakan jiwa.