TEMPO.CO, Singapura -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam menjelaskan secara singkat proses Negeri Singa mencapai keberhasilan saat acara makan siang bersama di Istana Kepresidenan Singapura, Minggu, 9 Agustus 2015.
Menurut JK, Presiden Tony menyebut disiplin yang kuat menjadi kunci kemajuan Singapura. "Hukum di sini agak lain dari negara lainnya," kata JK saat memberikan sambutan di simposium Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI), di Kedutaan Besar Indonesia di Singapura, Minggu siang.
JK mengatakan orang yang membuang permen karet dan meludah sembarangan bisa masuk bui di Singapura. "Mereka mulai dari situ. Hal-hal yang sepele bagi hukum," ucap JK. Bahkan, ia melanjutkan, 20 tahun lalu Singapura memasang rambu tersenyum untuk mengajak warganya tersenyum.
Menurut JK, kebijakan hukum seperti Singapura tentu tak mudah dilaksanakan di Indonesia. "Indonesia harus dengan cara yang berbeda, cara yang bisa diterima, cara yang memberikan semangat untuk kita semua," kata JK.
Hari Minggu, 9 Agustus 2015, Singapura memperingati 50 tahun kemerdekaan mereka. Acara pertunjukan di Padang Arena dan parade nasional di jalan protokol merupakan bagian dari rangkaian peringatan ini.
PRIHANDOKO