TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan akan membahas bersama Kementerian Perdagangan dan jajaran pihak terkait dengan mengatasi banyaknya pedagang daging yang mogok jualan di sejumlah daerah. Dia belum mau menduga apa penyebab mahalnya harga daging sehingga para pedagang itu mogok jualan.
"Nanti akan kami pelajari masalahnya apa. Kalau permasalahannya di suplai, ya, kami akan perbaiki," kata Kalla di kantor Sekretariat ASEAN, Senin, 10 Agustus 2015.
Kalla belum bisa memastikan juga apakah akan meningkatkan kuota impor daging terkait dengan banyaknya pedagang yang mogok itu. "Kalau itu (kuota impor) masalahnya, ya, kami perbaiki. Tapi nanti akan kami lihat penyebabnya," ujarnya.
Sejumlah pedagang daging di beberapa daerah menggelar aksi mogok berjualan. Aksi mereka ini merupakan bentuk protes kepada pemerintah karena tidak mengendalikan harga daging sapi yang selalu mengalami kenaikan.
Impor sapi pada kuartal III ini menurun dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada kuartal II tahun ini, periode April hingga Juni, pemerintah mengizinkan 250 ribu ekor sapi bakalan, 29 ribu sapi potong, dan 1.000 ton secondary cut. Sedangkan untuk kuartal I Januari hingga Maret 2015, izin impornya sebanyak 75 ribu ekor.
Menurunnya kuota impor sapi sengaja dilakukan agar peternak sapi lokal bisa mengembangkan industri dalam negeri. Namun, karena dikuranginya impor tersebut, keberadaan sapi di pasar semakin langka. Akibatnya, sejumlah pedagang sapi di Bandung dan Jakarta mogok karena harga jual daging yang tinggi.
REZA ADITYA