TEMPO.CO, Jakarta - Kerusuhan yang terjadi di Pasar Gembrong, yang ditengarai dilakukan anggota Forum Betawi Rempug (FBR) terhadap sejumlah tukang parkir, membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengeluarkan pernyataan bahwa dia akan memberantas ormas-ormas yang menguasai lahan parkir dan menyebut dirinya “kepala preman”.
Lutfi Hasan, Ketua FBR, mengaku tidak peduli dengan pernyataan Ahok yang menyebut bahwa Ahok kini “kepala preman”. “Enggak ada masalah, dia mau bilang kepala penjahat, kepala bagian, kepala rampok, enggak ada masalah dengan kita. Kita enggak pernah bersentuhan apa-apa dengan dia, kok,” ujar Lutfi kepada Tempo, Senin malam, 10 Agustus 2015.
Baca: Pegang Bukti, Kenapa Polisi Tak Tangkap Pembunuh Akseyna?
Selain itu, Luthfi merasa tidak ada organisasi masyarakat yang menguasai lahan parkir selama ini. Dia berpendapat bahwa pernyataan Ahok tersebut terlalu naif untuk memberantas ormas-ormas tersebut. Namun Lutfi mendukung apabila sistem parkir yang diperbaiki untuk dikelola pemerintah daerah.
“Justru artinya bahwa lahan parkir itu menjadi resmi karena dikelola oleh pemda, tapi jangan dilupakan bahwa tukang parkirnya harus orang-orang di sekitar situ, bukan orang-orang yang direkrut dari tempat lain. Saya kira itu tidak masalah,” katanya.
Simak: Ini 3 Bukti Kuat Andi Rancang Skenario Habisi Hayriantira XL
Demi memaksimalkan potensi pendapatan dari parkir, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku siap bergesekan dengan ormas sekali pun. Cara Ahok ialah menggaji petugas parkir di lapangan dua kali upah minimum provinsi dan memasang mesin terminal parkir. “Menggaji petugas parkir dua kali itu sama saja saya bertindak sebagai kepala preman baru,” tutur Ahok.
Menurut Ahok, benturan organisasi masyarakat yang menguasai lahan parkir di Ibu Kota memang tak terhindarkan. Sebab, potensi ekonomi yang bisa dikeruk dari bisnis parkir sangat menggiurkan. Setahun saja, ucap Ahok, DKI sebenarnya bisa meraup Rp 1,8 triliun. Nyatanya, hanya sekitar Rp 26 miliar yang masuk ke kas daerah.
Baca pula: Daging Sapi Mahal & Langka: Inikah Modus dan Ulah Importir?
Kericuhan antara FBR dan warga di Pasar Gembrong terjadi pada Sabtu, 8 Agustus 2015. Warga sekitar menuturkan sekitar 30 orang yang mengenakan atribut Forum Betawi Rempug menyerang sekelompok tukang parkir. Insiden itu diduga karena salah satu tukang parkir menggunakan atribut ormas lain, yakni Pemuda Pancasila.
Akibat peristiwa tersebut, dua warga terluka akibat terkena sayatan senjata tajam dan terinjak-injak. Selain itu, satu sepeda motor milik anggota FBR dibakar warga. Semua korban saat ini dirawat di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, untuk menjalani perawatan.
DELA FAHRIANA H. | RAYMUNDUS RIKANG