TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kesal karena surat laik jalan (KIR) bus Transjakarta merek Scania tak kunjung turun. Ahok, sapaan Basuki, menduga ada yang mencari gara-gara dengan dirinya.
"Apakah ini kesalahan yang disengaja, sabotase, atau mau cari gara-gara sama saya,” kata Ahok di Balai Kota, Selasa, 11 Agustus 2015. Menurut dia, banyak pihak kecewa karena dia membeli bus dengan kualitas bagus, sehingga pemain lama tersisih.
Ahok mengatakan pemerintah DKI Jakarta saat ini sedang berusaha memperbaiki transportasi umum. Salah satu caranya membeli bus Transjakarta dengan kualitas sudah teruji. Selama ini DKI membeli kendaraan tersebut dari Cina.
Terakhir, ratusan bus asal Cina yang datang malah bermasalah. Ada yang karatan di bagian mesin, sehingga di hari pertama operasi sudah tidak bisa jalan. Belakangan, pengadaan bus tersebut menyeret mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono dalam dugaan korupsi.
Menurut Ahok, pemerintah DKI Jakarta tidak ingin mengulang kejadian serupa. Makanya mereka memilih bus yang sudah teruji. "Ada yang cemburu," katanya.
Polemik bus Transjakarta merek Scania ini mencuat setelah ditemukan pencatatan yang menyebut kendaraan asal Swedia itu hanya bisa mengangkut 39 penumpang–sesuai jumlah kursi. Padahal, berat isi bus mencapai 26 ton, sementara berat kosong ialah 19,3 ton. Bila selisih berat itu dibagi dengan rata-rata berat penumpang yang 60 kilogram, bus Scania bisa mengangkut hingga 111 penumpang.
Ahok mengatakan sudah kenyang pengalaman soal banyak cara untuk menjegal kebijakannya memperbaiki transportasi publik di Jakarta. Salah satunya, dia mencontohkan, kasus bus tingkat hibah merek Mercedes-Benz yang disebut tak layak beroperasi.
RAYMUNDUS RIKANG