TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Partai Demokrat Jawa Timur Soekarwo optimistis pasangan Rasiyo-Dhimam Abror Djuraid mampu menandingi popularitas pasangan petahana Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana.
Menurut Soekarwo, yang juga Gubernur Jawa Timur, waktu yang mepet saat pendaftaran Rasiyo-Dhimam bukan berarti tak mungkin mengalahkan Risma. “Ini calon wali kota asli, calon betulan. Pak Rasiyo memang bagus,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu, 12 Agustus 2015.
Soekarwo membeberkan sedikitnya dua keunggulan yang dimiliki Rasiyo. Pria yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur itu mempunyai kemampuan komunikasi politik yang bagus. “Saya yakin komunikasi politik itu menjadi bagian penting untuk konsep pembangunan,” katanya.
Kemampuan komunikasi politik Rasiyo, kata Soekarwo, dibuktikan saat dia masih menjabat Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, yakni menjalin komunikasi politik dengan DPRD Jawa Timur. “Pengalaman kami dengan Pak Rasiyo, komunikasi dengan Dewan bagus,” tuturnya.
Selain itu, Rasiyo dinilai memiliki konsep yang dibutuhkan dalam pembangunan Kota Surabaya, terutama dalam mengatasi permasalahan kesenjangan pembangunan tengah kota dan pinggiran kota yang berjulukan Kota Pahlawan itu. Menurut Soekarwo, konsep pembangunan Kota Surabaya sudah dipikirkan oleh Rasiyo saat masih menjadi Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur. “Konsepnya yang pro-wong cilik sangat bagus. Konsep itu akan menjadi pertimbangan mengatasi kesenjangan tengah kota dengan pinggiran kota,” ucapnya.
Meski tidak memiliki popularitas setinggi Risma, sejumlah kalangan yakin Rasiyo akan menjadi lawan berat Risma dalam pemilihan kepala daerah serentak pada 9 Desember mendatang.
Berdasarkan data yang dihimpun Tempo, Rasiyo yang lahir di Madiun pada 17 Desember 1952 itu mengawali kariernya sebagai guru. Juga sempat menjadi kepala SMP negeri di Gresik dan Paciran.
Kariernya menanjak ketika diangkat menjadi Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, yang dilanjutkan menjadi Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pada 12 Agustus 2013, ia ditunjuk Soekarwo untuk menjadi pejabat sementara Gubernur Jawa Timur selama dua minggu saat Soekarwo cuti karena maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur untuk kedua kalinya.
ARTIKA RACHMI FARMITA