TEMPO.CO , Yogyakarta: Rumah sakit milik Pemerintah Kota Yogyakarta, RSUD Jogja, mulai awal Agustus tahun ini menerapkan sistem pendaftaran elektronik untuk menghemat waktu pasien yang hendak mengakses layanan.
Pendaftaran yang biasanya dilakukan secara manual oleh pasien diganti dengan sebuah perangkat, sejenis mesin anjungan, untuk mewadahi layanan yang ingin diakses pasien. Pasien bisa memilih jenis layanan hingga dokter. Mesin anjungan berbasis Internet ini tersedia bekerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
“Pendaftaran pasien yang biasanya memakan waktu sampai 15 menit, bisa dipangkas lebih dari separuhnya dengan sistem ini, antrean makin berkurang,” ujar Kepala RSUD Jogja Tutik Setyowati kepada Tempo, Rabu, 12 Agustus 2015.
Dari data yang dimasukkan pasien dalam program mesin anjungan ini akan langsung tercetak sebuah tiket untuk mengakses layanan yang diinginkan pasien.
Tutik menuturkan, pengadaan program ini terbilang murah. Pemerintah hanya menyediakan perangkat mesinnya sekitar Rp 6 juta per unit. Saat ini RSUD Jogja baru memiliki dua unit.
“Mulai September ini, kami tambah empat unit lagi sehingga total 6 unit mesin pendaftaran,” ujar Tutik. Untuk koneksi internet dan layanan jejaring informasinya sendiri disediakan Telkom. Sedangkan piranti lunak program diadakan pemerintah.
Yang masih menjadi masalah, saat ini kapasitas koneksi Internet pendukung layanan mesin anjungan ini masih sangat kecil, yakni hanya sebesar 256 mega byte per second (Mbps).
“Kami sudah ajukan untuk melipatgandakan agar akses pasien pada sistem itu nggak lemot,” ujarnya.
Model pendaftaran pasien secara online di RSUD Jogja ini merupakan proyek pertama yang diterapkan rumah sakit pemerintah di DIY. Kebutuhan layanan cepat saat pendaftaran dinilai relevan seirng peningkatan kunjungan pasca bergulirnya program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.
“Kunjungan per hari mencapai sekitar 600 pasien, ini mesti dilayani lebih cepat,” ujar Tutik. RSUD Jogja tahun lalu mengajukan klaim total BPJS sebesar Rp 4 miliar.
Tutik menuturkan, setelah merombak layanan bidang pendaftaran, target rumah sakit yangh belum selesai saat ini menambah kapasitas bangsal rawat inap. Karena saat ini hanya memiliki 224 unit bangsal.
“Kami juga siapkan pembenahan sarana untuk menjadi rumah sakit rujukan regional sesuai instruksi pusat,” ujarnya. Untuk proyek ini, RSUD Jogja mendapat kucuran bantuan senilai Rp 25 miliar.
Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Yogyakarta Dwi Budi Utomo menuturkan, aplikasi layanan pendaftaran online rumah sakit Jogja itu akan diusulkan DPRD dapat diterapkan pula pada rumah sakit tanpa kelas “Rumah Sakit Pratama” yang mulai beroperasi awal 2016 nanti.
“Bagaimanapun, RSUD Jogja berpotensi kewalahan dalam pelayanan jika nanti sudah menjadi rumah sakit rujukan, karena seluruh warga DIY dan sebagain Jawa Tengah akan bisa mengakses layanan di situ, perlu back up,” ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO