TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengibaratkan hidup seperti seseorang yang makan ayam. "Hidup ini serba tak enak. Makan ayam saja ada tulangnya,” kata Ahok di Balai Kota, Kamis, 13 Agustus 2015.
Pernyataan itu disampaikan Ahok lantaran kesal karena warga yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung, Kampung Pulo, Jakarta Timur, belum juga pindah ke rumah susun. Warga Kampung Pulo masih bertahan lantaran menunggu pemberian uang pengganti tanah dan bangunan yang dibongkar.
Padahal Ahok sudah menegaskan tak ada uang pengganti karena pemerintah DKI sudah memberikan rusun. “Maunya enak saja mereka," ujarnya. Relokasi warga Kampung Pulo dilakukan sebagai bagian dari proyek normalisasi Kali Ciliwung. Lebih dari 900 keluarga terkena dampak proyek ini.
Sementara itu, pemerintah menyediakan rusun di Jatinegara Barat yang punya kapasitas 518 unit. Semua proses pendaftaran masuk ke rusun sampai pengundian kunci unit sudah dilaksanakan.
Ahok menjelaskan, pemerintah DKI sudah memberikan semua fasilitas dan kemudahan bagi warga terkena dampak. Rusun Jatinegara Barat boleh ditinggali selamanya asalkan tidak dijual atau disewakan. Bukan hanya itu, warga juga menerima subsidi biaya perawatan rusun sebesar 80 persen. “Cat tembok mengelupas, engsel pintu rusak, atap bocor, semua DKI yang akan menanggung,” katanya.
Sejauh ini pembongkaran rumah yang ada di bantaran Kali Ciliwung belum dilaksanakan. Ahok menyebutkan sebagian besar warga sudah sepakat untuk direlokasi. “Saya cuma ingin lihat seberapa besar nyali Satpol PP dan Wali Kota Jakarta Timur,” ucapnya.
RAYMUNDUS RIKANG