TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian terus waspada terhadap aksi terorisme menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus mendatang. Apalagi Detasemen Khusus 88 Antiteror kemarin, 13 Agustus 2015, menangkap tiga orang perakit bom di Solo, Jawa Tengah.
"Masih didalami, apakah pelaku ini punya kaitan jelang 17 Agustus, tapi saya sudah instruksikan ke bawahan agar terus waspada," kata Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti seusai salat Jumat di Markas Besar Polri, 14 Agustus 2015.
Badrodin telah menginstruksikan kepala satuan wilayah agar meningkatkan pengamanan menjelang hari kemerdekaan Indonesia. Terutama pengamanan di tempat-tempat umum, seperti rumah ibadah dan pusat perbelanjaan. "Termasuk juga polisi yang melaksanakan tugasnya, agar waspada," ujar Badrodin.
Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap tiga pelaku teror di Solo. Saat penggeledahan di sejumlah lokasi, polisi menemukan bom rakitan yang sudah jadi dan setengah jadi serta bendera kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Rencananya, mereka akan melakukan aksi teror pada 17 Agustus 2015 di rumah-rumah ibadah Budha dan Kristen. "Mereka sudah merencanakan membuat bom," tutur Badrodin.
Tiga tersangka tersebut adalah Ibaddurahman alias Ali Robani alias Ibad, 29 tahun, Yuskarman (31), dan Sugiyanto (30). Ketiganya merupakan warga Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Irjen Noer Ali mengatakan kelompok tersebut terkait dengan kelompok Badri, yang telah berhasil diungkap pada 2012. Badri, yang dikenal sebagai ahli pembuat bom, banyak merekrut anggota baru. Beberapa di antaranya bahkan masih remaja.
Salah satu tersangka, Sugiyanto, juga merupakan target lama. "Dia terlibat dalam aksi penembakan polisi beberapa tahun lalu," ucap Noer.
INDRI MAULIDAR | AHMAD RAFIQ