Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Taufiq Ismail Kritik Pelajaran Mengarang di Sekolah  

Editor

Erwin prima

image-gnews
Taufik Ismail di kantor Majalah Horison, Jakarta, Selasa (3/9). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Taufik Ismail di kantor Majalah Horison, Jakarta, Selasa (3/9). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

TEMPO.COBandung - Penyair Taufiq Ismail angkat bicara terkait dengan kurikulum pendidikan bahasa dan sastra yang diajarkan di sekolah-sekolah di Indonesia. Menurut dia, dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, sistem belajar-mengajar bahasa tak mengalami perubahan.

Bahkan, kata Taufiq, kondisi pendidikan di Tanah Air semakin mengalami penurunan ketimbang zaman ketika negeri ini masih pekat dengan aroma penjajahan. "Kondisinya sekarang semakin menurun, terutama masalah bahasa dan sastra," katanya kepada Tempo setelah menghadiri peresmian Perpustakaan Ajip Rosidi di Jalan Garut, Kota Bandung, Sabtu, 15 Agustus 2015.

Menurut dia, pengajaran bahasa dan sastra di sekolah-sekolah itu harus diubah. Orientasi materi dalam pengajaran yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik hanya berkutik pada tata bahasa. Dengan demikian, peserta didik merasa bosan karena hanya pengulangan semata, tidak membuka ruang bagi siswa untuk berkreasi.

"SD disuruh menghafal awalan, sisipan, akhiran; SMP awalan, sisipan, akhiran; di SMA pun sama, apakah itu fonem, apakah itu peribahasa, berikanlah definisimu," ujarnya.

Setidaknya, menurut dia, ada dua hal yang perlu diperbaiki, yakni ihwal kecintaan membaca buku dan kemampuan menulis peserta didik. "Jadi, saat SMA, dua hal itu saja yang perlu ditekankan," tutur pria kelahiran Bukittinggi, 25 Juni 1935, itu.

Taufiq berkisah, dulu, ketika Indonesia tidak lebih dari sekadar imajinasi, saat masa penjajahan Hindia Belanda, pengajaran bahasa dan sastra di negara kita sama dengan pelajaran bahasa dan sastra yang ada di Amerika dan Eropa. Setiap siswa, dia melanjutkan, harus bisa menguasai sekurang-kurangnya tiga bahasa, yakni Melayu, Belanda, dan Inggris. 

Setiap siswa diwajibkan membaca buku sebanyak 25 dalam kurun waktu tiga tahun, yakni sembilan judul buku pada tahun pertama serta delapan judul buku pada tahun kedua dan ketiga. Adapun untuk tugas mengarang diwajibkan per satu minggu satu karangan sebanyak dua lembar. "Kalau dijumlahkan selama tiga tahun, anak itu mampu mengarang sebanyak 108 karangan," ucap penulis buku Prahara Budaya itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan sekarang, kata dia, siswa hanya ditugaskan mengarang satu tahun sekali. Dan yang membuat Taufiq nyinyir adalah tema karangan itu sama di setiap SMA di Indonesia yang berjumlah sekitar 26 ribu sekolah, yakni "berlibur ke rumah nenek".

"Kewajiban menulis itu cuma sekali setahun, waktu mau naik kelas, jadi mirip salat Idul Fitri. Nah, itulah kebobrokan pendidikan kita sekarang, dan harus segera diperbaiki," ucapnya.

Maka itu, hingga kini, Taufiq bersama sastrawan lain sedang berusaha mengusulkan agar kurikulum pendidikan di Indonesia itu diubah. Namun usaha Taufik dan rekan-rekannya selama 17 tahun ke belakang nyaris tidak membuahkan hasil.

"Jadi kami sebagai para sastrawan minta terus kepada menteri supaya diganti kurikulumnya, tapi kan tahu sendiri mengubah kurikulum di Indonesia itu susahnya bukan main," katanya.

AMINUDIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

2 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya


Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

7 hari lalu

Sejumlah anak bermain di kolam sisa pembongkaran di Pemandian Tjihampelas, Jalan Cihampelas, Bandung, Jumat (14/5). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.


Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

12 hari lalu

Pemudik bersiap memasukkan barang bawaannya kedalam bagasi bus di Terminal Penumpang Tipe A Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu 27 Maret 2024. Sebagian warga memilih untuk mudik lebih awal untuk menghindari kemacetan dan lonjakan penumpang serta tingginya harga tiket saat puncak arus mudik Lebaran 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.


Jawab Permendikbud yang Baru, Kepala Pusdiklat Kwarnas: Pembinaan Pramuka Tetap Kuat

16 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di Gedung Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka di Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta, 15 Juni 2016. Sebanyak 11 unit pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Jawab Permendikbud yang Baru, Kepala Pusdiklat Kwarnas: Pembinaan Pramuka Tetap Kuat

Penilaian ini berbeda dari pernyataan sikap Sekretaris Jenderal Kwarnas Gerakan Pramuka periode 2018-2023, Mayjen TNI (Purn) Bachtiar Utomo.


Ketua Kwarda Ini Setuju Pramuka Tidak Wajib di Sekolah, Kenapa?

17 hari lalu

Ilustrasi Pramuka. Getty Images
Ketua Kwarda Ini Setuju Pramuka Tidak Wajib di Sekolah, Kenapa?

Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan pun dianggapnya rancu dengan Pendidikan Karakter Profil Pelajar Pancasila.


Peraturan Baru Menteri Nadiem Soal Pramuka, Kemendikbudristek Tegaskan Ini

17 hari lalu

Mendikbud Nadiem Makarim dalam rapat kerja Gerakan Pramuka di Cibubur, Kamis, 31 Maret 2022. Istimewa
Peraturan Baru Menteri Nadiem Soal Pramuka, Kemendikbudristek Tegaskan Ini

Penjelasan menyusul hangatnya perbincangan mengenai Pramuka beberapa hari belakangan menyusul terbitnya Peraturan Mendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024.


Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

38 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

45 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

46 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

49 hari lalu

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di pinggir jalan. (ANTARA)
4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?