Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

HUT RI Ke-70, Ini Harapan Pengungsi Syiah Sampang

image-gnews
Keluarga Syiah Sampang menikmati santapan khas lebaran bersama warga lainnya seusai sholat Idul Fitri di dalam kamar di pengungsian rumah susun Jemundo, Sidoarjo (28/8). Sebanyak 300 pengungsi Syiah Sampang harus merayakan Hari raya Idul Fitri di pengungsian karena adanya larangan untuk pulang kampung demi alasan keamanan. TEMPO/Fully Syafi
Keluarga Syiah Sampang menikmati santapan khas lebaran bersama warga lainnya seusai sholat Idul Fitri di dalam kamar di pengungsian rumah susun Jemundo, Sidoarjo (28/8). Sebanyak 300 pengungsi Syiah Sampang harus merayakan Hari raya Idul Fitri di pengungsian karena adanya larangan untuk pulang kampung demi alasan keamanan. TEMPO/Fully Syafi
Iklan

TEMPO.CO, Sidoarjo - Pada hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-70, para pengungsi umat Syiah asal Sampang menyampaikan harapannya. Para pengungsi yang sudah lebih dari tiga tahun berada di pengungsian itu berharap pemerintah memberikan kemerdekaan kepada mereka dengan memulangkan ke kampung halamannya.

"Kami berharap kepada pemerintah pada hari kemerdekaan ini agar memulangkan kami ke kampung halaman di Sampang," kata pemimpin pengungsi Syiah Sampang, Iklil Al Milal, di pengungsian, Rumah Susun Puspa Agro, Sidoarjo, Senin sore, 17 Agustus 2015.

Menurut kakak kandung Tajul Muluk, yang juga pemimpin Syiah Sampang, tersebut, saat ini Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Sebab, masih ada warga negara yang terusir dari kampung halamannya. "Masak sih masih ada warga yang terjajah di negeri sendiri," ucapnya.

Meski sampai saat ini belum ada upaya serius dari pemerintah untuk memulangkan pengungsi, Iklil mengaku akan tetap memperjuangkan hak-hak pengungsi. "Sampai hak-hak kami hidup di kampung halaman bisa terwujud," ujarnya.

Pengungsi Syiah asal Sampang berada di pengungsian hampir tiga tahun. Sebelumnya, mereka tinggal di Gedung Olah Raga Sampang selama sembilan bulan. Data terakhir Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur, selaku pihak yang mengurusi pengungsi, menunjukkan ada 340 pengungsi dari 34 kartu keluarga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Umat Syiah Sampang diusir dari kampungnya pada Lebaran 2012. Saat itu ratusan warga Sunni dari Sampang dan Pamekasan menyerang dan membakar puluhan rumah milik warga Syiah di Blu'uran dan Nangkernang. Pembakaran itu menyebabkan satu warga Syiah meninggal.

NUR HADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Setelah 70 Tahun Merdeka, Desa Ini Baru Nikmati Listrik

29 Agustus 2015

Ilustrasi. wikimedia.org
Setelah 70 Tahun Merdeka, Desa Ini Baru Nikmati Listrik

Desa di Indonesia ini baru dialiri listrik setelah Republik Indonesia merdeka 70 tahun.


Wanita Batak Ini Bekerja di Museum Yahudi Terbesar di Eropa

25 Agustus 2015

Anna Sembiring, Petugas konservasi POLIN Museum of The History of Polish Jews. TEMPO/ L.R. Baskoro
Wanita Batak Ini Bekerja di Museum Yahudi Terbesar di Eropa

Wanita berdarah Batak Karo, Anna Sembiring, bekerja di museum sejarah Yahudi terbesar di Eropa.


Ini Gelar untuk Presiden Jokowi dari Sultan Al-Kadrie

22 Agustus 2015

Seorang warga Suku Dayak Landak menngoperasikan kameranya jelang ikuti Karnaval Katulistiwa di Pontianak, Kalimantan Barat, 22 Agustus 2015. Karnaval Katulistiwa tersebut akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada 22 Agustus 2015 siang nanti. TEMPO/Subekti
Ini Gelar untuk Presiden Jokowi dari Sultan Al-Kadrie

Sultan Syarif Abdurrachman Al-Kadrie, Raja Kesultanan Pontianak, mengatakan telah menyiapkan gelar khusus untuk Presiden Jokowi.


HUT RI Ke-70, Tanah Gayo Gelar Pacuan Kuda Tradisional  

19 Agustus 2015

Sejumlah peserta bersaing ketat di lintasan balap kuda, agar dapat keluar sebagai juara di perlombaan Vesta Fillies' Handicap. Lingfield, Inggris, 13 Agustus 2015. Justin Setterfield/Getty Images
HUT RI Ke-70, Tanah Gayo Gelar Pacuan Kuda Tradisional  

Pacuan kuda berhadiah total Rp 252 juta itu digelar hingga Ahad mendatang.


Maria Felicia, Kepincut Upacara Sejak Kecil  

19 Agustus 2015

Anggota Paskibraka, Maria Felicia Gunawan (tengah) pembawa duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, 17 Agustus 2015. Tim Sadewa bertugas sebagai pengibar dan Nakula sebagai tim penurunan bendera Sang Saka Merah Putih. Tempo/Aditia Noviansyah
Maria Felicia, Kepincut Upacara Sejak Kecil  

Sejak usia tiga tahun, Felicia bersama saudaranya bermain upacara bendera dan dia paling sering berperan sebagai pembawa bendera.


Paskibraka Maria Felicia Bercita-cita Jadi Jurnalis

19 Agustus 2015

Anggota Paskibraka, Maria Felicia Gunawan (tengah) pembawa duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, 17 Agustus 2015. Maria Felicia Gunawan berasal dari SMAK Penabur Gading Serpong, Provinsi Banten. Tempo/Aditia Noviansyah
Paskibraka Maria Felicia Bercita-cita Jadi Jurnalis

Maria Felicia Gunawan, siswi kelas XI SMAK Penabur Gading Serpong, terpilih membawa baki duplikat bendera pusaka saat upacara 17 Agustus di Istana.


Virzha 'Idol' Kalah Lomba Melukis Gara-gara Warna Gunung  

19 Agustus 2015

Finalis Indonesian Idol asal Medan Di Muhammad Devirzha atau Virzha. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Virzha 'Idol' Kalah Lomba Melukis Gara-gara Warna Gunung  

Juri tidak sepakat dengan keputusan Virzha ketika memberi warna pada gunung dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI.


Bela Elanto, Roy Suryo Kritik Polisi  

19 Agustus 2015

Seorang pengendara sepeda menghadang laju konvoi motor gede (moge) di perempatan Condong Catur, Yogyakarta, 15 Agustus 2015. Aksi Elanto Wijoyono, pria pemberani tersebut membuat heboh Nitizen di sejumlah sosial media. youtube.com
Bela Elanto, Roy Suryo Kritik Polisi  

Roy menganggap polisi seharusnya bisa membedakan pengawalan untuk urusan kenegaraan dan bukan.


Ada Atribut PKI dalam Pawai Kemerdekaan, Ini Kata JK

19 Agustus 2015

Jusuf Kalla. ANTARA/Ismar Patrizki
Ada Atribut PKI dalam Pawai Kemerdekaan, Ini Kata JK

Kalla mengatakan bahwa peserta tak seharusnya membawa atribut organisasi yang dilarang dalam undang-undang.


Tak Hormat Saat Upacara Bendera, JK: Saya Ikut Undang-Undang

18 Agustus 2015

Pasukan Paskibraka mengibarkan Bendera Merah Putih saat upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, 17 Agustus 2015. Tim Sadewa bertugas sebagai pengibar dan Nakula sebagai tim penurunan bendera Sang Saka Merah Putih. Tempo/Aditia Noviansyah
Tak Hormat Saat Upacara Bendera, JK: Saya Ikut Undang-Undang

JK mengatakan sikapnya saat upacara sama seperti Bung Hatta.