TEMPO.CO, Sidoarjo - Pada hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-70, para pengungsi umat Syiah asal Sampang menyampaikan harapannya. Para pengungsi yang sudah lebih dari tiga tahun berada di pengungsian itu berharap pemerintah memberikan kemerdekaan kepada mereka dengan memulangkan ke kampung halamannya.
"Kami berharap kepada pemerintah pada hari kemerdekaan ini agar memulangkan kami ke kampung halaman di Sampang," kata pemimpin pengungsi Syiah Sampang, Iklil Al Milal, di pengungsian, Rumah Susun Puspa Agro, Sidoarjo, Senin sore, 17 Agustus 2015.
Menurut kakak kandung Tajul Muluk, yang juga pemimpin Syiah Sampang, tersebut, saat ini Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Sebab, masih ada warga negara yang terusir dari kampung halamannya. "Masak sih masih ada warga yang terjajah di negeri sendiri," ucapnya.
Meski sampai saat ini belum ada upaya serius dari pemerintah untuk memulangkan pengungsi, Iklil mengaku akan tetap memperjuangkan hak-hak pengungsi. "Sampai hak-hak kami hidup di kampung halaman bisa terwujud," ujarnya.
Pengungsi Syiah asal Sampang berada di pengungsian hampir tiga tahun. Sebelumnya, mereka tinggal di Gedung Olah Raga Sampang selama sembilan bulan. Data terakhir Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur, selaku pihak yang mengurusi pengungsi, menunjukkan ada 340 pengungsi dari 34 kartu keluarga.
Umat Syiah Sampang diusir dari kampungnya pada Lebaran 2012. Saat itu ratusan warga Sunni dari Sampang dan Pamekasan menyerang dan membakar puluhan rumah milik warga Syiah di Blu'uran dan Nangkernang. Pembakaran itu menyebabkan satu warga Syiah meninggal.
NUR HADI