TEMPO.CO, Kendari -Seorang penumpang pesawat Trigana Air yang nahas di Papua, La Ode Yusran, 20 tahun, sempat menelepon ibunya menjelang terbang menuju kampung halamannya. Ia mengutarakan kerinduannya kepada sang ibu, dan minta supaya didoakan agar selamat selama perjalanan.
"Perjalanan Jayapura -Oksibil dengan pesawat hanya 30 menit. Orang tuanya panik sampai sore Yusran tidak juga menelpon,” kata Abdul Ahaddin, keluarga Laode Yusran yang dihubungi lewat telepon, Senin, 17 Agustus 2015. “Mereka kaget ketika tahu pesawat yang ditumpangi Yusran ternyata belum mendarat di Oksibil."
La Ode Yusran merupakan satu dari 54 penumpang pesawat Trigana Air Service jenis ATR 42 dengan nomor registrasi PK-YRN dan nomor penerbangan IL-257. Pesawat ini hilang kontak dan diduga jatuh dalam perjalanan dari bandara Jayapura menuju Oksibil, Ahad, 16 Agustus 2015.
La Ode merupakan warga desa Langkumapo, Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Ia hendak ke kampung halamannya. Ia sempat berbicara selama lima menit dengan sang ibu, menjelang terbang. Sebelum menutup percakapan, Yusran berkata akan kembali memberi kabar jika tiba di Oksibil. Keluarga pun kaget mengetahui kabar pesawat yang ditumpangi Yusran belum mendarat di Oksibil.
Yusran merantau di Papua setamat Sekolah Menengah Atas tahun 2014 lalu. Di Papua, Yusran hendak mengadu nasib bergabung dengan pasukan TNI. Saat ini, orang tua Yusran masih shock. Ibunya berkali-kali tak sadarkan diri setelah tahu musibah pesawat Trigana Air. Mereka sampai kini tak mendapat tiket berangkat ke Papua. "Masih trauma, ibunya menangis terus," kata Abdul Ahaddin.
ROSNIAWANTY FIKRI