TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Tangerang mengusulkan pembangunan Bendungan Cisadane II di hilir sungai itu kepada Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengatasi krisis air. Krisis air di Tangerang berdampak pada pasokan air untuk warga Jakarta.
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan pembangunan itu bertujuan untuk mengontrol air dan persiapan peremajaan Bendung Pintu Air 10 Cisadane yang kini mengalami kerusakan.
"Agar saat bendungan kedua nanti sudah siap, pintu air 10 bisa diremajakan secara total," kata Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Rabu, 19 Agustus 2015
Baca: Tangerang Akan Hentikan Pasokan Air ke Jakarta
Zaki mengatakan bendungan kedua ini menjadi cadangan pengaturan air di Sungai Cisadane. Menurut dia, usulan ini telah disampaikan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Menteri Pertanian. Bendung II Cisadane, menurut Zaki, bisa dibangun di arah Teluk Naga maupun di Sepatan Timur. "Hasil rapat terakhir, sedang dibuat kajiannya," tuturnya.
Zaki menjelaskan, Sungai Cisadane sangat mempengaruhi lahan-lahan pertanian di Pantura wilayah barat Kabupaten Tangerang. Apalagi Sungai Cisadane sedang "sekarat" setelah jebolnya pintu enam Bendungan pada akhir Juli 2015. Jebolnya pintu bendungan menyebabkan wilayah Kota dan Kabupaten Tangerang darurat air bersih.
Sekitar 200 ribu pelanggan air terhenti pasokannya karena produksi tiga perusahaan air terhenti karena tidak ada air baku. Tak hanya itu, pasokan air untuk warga Jakarta juga disetop karena Tangerang saja kekurangan air. "Usulan dibangun Bendung II agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi," kata Zaju.
Zaki mengatakan Bendung Cisadane Pintu Air 10 dibangun 88 tahun lalu. Ia menilai kondisinya sudah terlalu uzur dan ketinggalan zaman. "Sejak dibangun, baru sekali direhabilitasi," ujarnya.
Bendungan itu, kata dia, terakhir direhabilitasi pada zaman Presiden Soeharto.
JONIANSYAH