TEMPO.CO, Malang - Lebih dari 30 hektare hutan lindung di Gunung Kawi, Kabupaten Malang, dilalap api sepanjang Kamis malam kemarin. Hingga Jumat, 21 Agustus 2015, kepulan asap masih terlihat jelas dari Kota Malang.
Dari kejauhan, kobaran api mirip lava pijar mengalir dari gunung berapi. Hutan milik Perhutani yang diamuk si jago merah itu masuk wilayah Desa Dalisodo di Kecamatan Wagir dan Desa Babadan, Kecamatan Ngajum, Malang.
Kepala Desa Dalisodo Narto alias Wareng mengatakan desanya masih aman lantaran jarak antara permukiman penduduk dan lokasi kebakaran sekitar 15 kilometer. Namun karena medan yang berat, ditambah terjadinya kebakaran pada malam hari, penduduk tak bisa bergerak memadamkan api. “Bila memadamkan kebakaran hutan di malam hari, justru bisa membahayakan keselamatan jiwa kami,” kata Narto.
Menurut Narto, lokasi kebakaran kali ini berdekatan dengan kejadian yang sama pada 10-12 Juli 2015. Saat itu kebakaran menghanguskan sekitar 20 hektare hutan di Petak 193. Ia menduga kebakaran tersebut berasal dari sisa Juli lalu yang pemadamannya tidak sempurna sehingga bara api masih tersimpan di dalam tanah.
Kepala Desa Gondowangi, Kecamatan Wagir, Danis Setyobudi Nugroho menambahkan, kobaran api masih terlihat jelas. Menurutnya saat berekspedisi ke puncak Gunung Kawi pada 16 dan 17 Agustus 2015, komunitas pencinta alam Gondowangi sempat memadamkan api yang menghanguskan satu hektare hutan lindung. Lokasi kebakaran berada di sisi utara di bawah puncak Batutulis.
“Kebakaran tadi malam lebih besar dari yang kami padamkan, tapi desa kami masih aman karena lokasi kebakarannya sekitar 30-35 kilometer dari desa kami,” kata Danis.
Wakil Administratur Perhutani Wilayah Malang Barat Dadan Hamdan menuturkan, pihaknya bersama warga desa di sekitar Gunung Kawi sedang berusaha mendekati lokasi kebakaran agar bisa memadamkan api.
Pemadaman hanya dilakukan menggunakan peralatan seadanya berupa gepyok dari ranting pohon. Relawan juga membuat sekat bakar agar api tidak semakin menjalar. Upaya pemadaman tersebut tak mudah karena medannya berat serta ditumbuhi banyak ilalang kering. "Kebakaran tadi malam lebih besar dibanding pada Juli lalu," kata Dadan.
ABDI PURMONO