TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardhana mengatakan pembongkaran rumah warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, sudah hampir seratus persen selesai. Menurut dia, hanya tinggal sepuluh rumah yang belum dibongkar karena ada perlakuan khusus. "Kami akan bongkar secara manual karena khawatir getaran mesin berat merusak rumah sebelahnya," kata dia saat dihubungi Tempo, Sabtu, 22 Agustus 2015.
Bambang mengungkapkan hal itu setelah rapat koordinasi yang dihadiri Wakil Kepala Kepolisian Metro Jaya Brigadir Jenderal Nandang Jumantara dan jajaran perwira menengah di Polda Metro dan Kepolisian Jakarta Timur. Rapat itu berlangsung dari pukul 18.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB.
Dia menambahkan, pemerintah DKI juga akan langsung menggelar proyek normalisasi mulai besok. Langkah itu akan ditandai dengan pemasangan turap beton pada Senin, 24 Agustus 2015. "Pinggiran sungai juga langsung dikeruk," Bambang berujar.
Soal nasib musala dan makam yang berada di tengah hunian, Bambang mengatakan pemerintah DKI akan kooperatif. Dia mengajak ahli waris dan warga untuk musyawarah soal rencana pemindahan makam jika proyek normalisasi mengenai situs tersebut. "Misalnya musala itu keinginan warga seperti apa nanti diutarakan ke pemerintah biar kami yang mendesain," dia menjelaskan. Pun dengan makam, pemerintah DKI tak keberatan mencari lokasi penggantinya.
Dalam acara yang sama, Bambang juga mengaku menerima laporan dari polisi soal adanya dua warga Kampung Pulo yang ditetapkan menjadi tersangka kasus pembakaran alat berat. "Bisa dilacak karena ada video yang merekam mereka memotong pipa dan membakar alat berat," Bambang menuturkan.
RAYMUNDUS RIKANG