TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Ika Lestari Aji mengatakan Pemerintah Provinsi DKI segera menerbitkan surat perjanjian antara pemprov dengan penghuni rumah susun Jatinegara Barat, Jakarta Timur. Ika menargetkan minggu ini penghuni bisa menandatangani surat perjanjian sebagai penghuni yang tak akan menyalahi aturan yang dibuat oleh pemprov.
"Surat Perjanjian ini kami langsung terbitkan untuk mencegah mafia rumah susun," kata Ika dalam konferensi pers soal Kampung Pulo, di Balai Kota, Senin 24 Agustus 2015.
Selain itu, menurut Ika, Dinas Perumahan akan memasang spanduk yang bertuliskan pemprov melarang agar tak ada pihak-pihak yang jual-beli rumah susun karena itu adalah aset negara. Pemprov juga akan memberikan sanksi pidana bagi penghuni yang kedapatan menyewakan kembali unitnya untuk orang lain.
Ika juga akan mendesak dinas kependudukan dan catatan sipil untuk menerbitkan Kartu Tanda Penduduk penghuni Rusun Jatinegara Barat, Jakarta Timur secepatnya. Dengan adanya KTP ini tak ada celah lagi bagi penghuni rusun untuk bertindak 'nakal'. "Prinsipnya kami tak mau kecolongan lagi," kata dia.
Ika mengatakan pemerintah DKI juga menyiapkan kartu inden untuk warga DKI yang kena gusuran tapi tak kedapatan rumah susun. "Untuk memastikan warga DKI dapat rusun semua," kata Ika.
Adapun, warga Kampung Pulo yang masuk rusun terus bertambah. Data pengelola rusun mencatat ada sebanyak 442 warga yang sudah mengambil kunci. Artinya masih ada sekitar 76 unit rusun yang belum diambil kuncinya dan ditempati. "Tapi sudah ada 460 unit yang diundi dari 518 unit," kata Kepala Unit Pengelola Rusun Wilayah III Sayid Ali di Rusun Jatinegara Barat, Senin 24 Agustus 2015.
Pihaknya masih menunggu warga Kampung Pulo yang lahannya terkena proyek Normalisasi Kali Ciliwung untuk datang ke rusun dan menempati unit yang menjadi haknya. Sampai hari ini pun, kata dia, masih ada warga yang melakukan pindahan.
Warga yang sudah pindah pun nampak mulai menyesuaikan diri. Anak-anak yang sempat sibuk 'ikut-ikutan' relokasi bersama keluarganya mulai masuk sekolah. "Anak saya sudah masuk sekolah," kata Warsinah, 53 tahun, salah seorang warga yang pindah ke rusun.
Anaknya yang bersekolah di SMKN 46 bisa berangkat sekolah tadi pagi dan tak mengalami kesulitan. "Di sini malah jadi lebih enak karena sudah dekat dengan terminal (Kampung Melayu)," ujarnya.
Sementara itu, anak-anak usia TK dan SD di rusun ini nampak senang karena bisa menikmati perpustakaan keliling yang disediakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Jakarta Timur. Mereka antusia membaca puluhan buku yang disediakan mobil berwarna hijau itu. Orang tua mereka nampak mengawasi di selasar lantai dasar rusun sambil bercengkrama.
Warga pun mulai bisa memanfaatkan fasilitas yang tersedia, seperti posko kesehatan dan tempat pembuangan sampah. Perpustakaan keliling pun akan siaga untuk warga bahkan akan dibangun perpustakaan permanen.
YOLANDA RYAN | NINIS CHAIRUNNISA