TEMPO.CO, Damaskus – Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menghancurkan sebuah kuil kuno, Baal Shamin atau Dewa Shamin, di kota bersejarah Palmyra.
Seperti dilansir BBC, Senin, 24 Agustus 2015, Kuil Baal Shamin merupakan satu dari sejumlah situs bersejarah terpenting peninggalan Kerajaan Romawi.
"Daesh (sebutan ISIS) menaruh sejumlah besar bahan peledak di kuil Baal Shamin hari ini (Ahad) lalu meledakkannya, menimbulkan banyak kerusakan di kuil," kata Kepala Kepurbakalaan Suriah Maamoun Abdulkarim.
"Cella, bagian dalam kuil, hancur dan pilar-pilar di sekitarnya runtuh," kata aktivis Syrian Observatory for Human Rights. Aktivis HAM Suriah yang berbasis di Inggris itu melaporkan peristiwa itu sudah direncanakan ISIS sejak sebulan lalu.
Peledakan situs bersejarah tersebut terjadi beberapa saat setelah ISIS mengeksekusi Khaled Asaad, seorang arkeolog 82 tahun kenamaan dan dihormati yang bekerja selama 50 tahun sebagai kepala kepurbakalaan di Palmyra.
Asaad ditahan dan diinterogasi ISIS selama sebulan sebelum dipenggal. Keluarganya mengatakan ISIS memutilasi tubuh Asaad setelah pembunuhan.
ISIS mengeksekusi Asaad dengan memenggal kepalanya karena dia menolak memberitahukan tempat penyimpanan benda-benda antik dan artefak kuno yang bernilai tinggi. Sebagian besar benda antik dan artefak kuno di museum telah dievakuasi oleh staf barang antik sebelum ISIS menduduki Palmyra.
Adapun kuil kuno Baal Shamin dibangun pada abad 17 Sebelum Masehi dan diperluas selama masa kekaisaran Romawi Hadrian pada abad 130 Sebelum Masehi. Kuil tersebut adalah salah satu situs yang paling penting di Palmyra, yang dikenal sebagai "Mutiara dari Gurun".
Nama Palmyra pertama kali muncul pada abad ke-19 SM sebagai titik persinggahan bagi para kafilah yang bepergian di Jalur Sutra serta antara Teluk dan Mediterania.
BBC | YON DEMA