TEMPO.CO, Palembang - Kabut asap yang pekat akibat kebakaran lahan dan hutan mulai menerpa Kota Palembang dan beberapa daerah lain di Sumatera Selatan.
Pada Rabu pagi, 26 Agustus 2015, pukul 08.00, jarak pandang hanya 400 meter. “Ini merupakan jarak pandang terburuk selama 2015,” kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kenten Kelas I Palembang Indra Purnama, Rabu, 26 Agustus 2015.
Menurut Indra, kepekatan kabut asap itu tidak hanya menghalangi pandangan, tapi juga membahayakan kesehatan. Berdasarkan data rekaman alat pengukur kualitas udara, PM10, diketahui udara Kota Palembang mulai memburuk dibandingkan beberapa hari sebelumnya. "Sudah berbahaya itu bagi kesehatan," ujarnya.
PM10 merupakan perangkat peralatan pengukur kualitas udara dengan tingkat akurat yang baik karena mampu mendeteksi kandungan partikel-partikel udara hingga 10 mikron.
Indra menjelaskan, beberapa hari lalu, Kota Palembang sempat tertutup kabut haze, yang menyebabkan udara kabur oleh partikel-partikel kering yang sangat kecil dan melayang-layang di udara. "Haze juga berdampak pada jarak pandang. Namun, berbeda sebab musababnya, bukan akibat asap dari kebakaran hutan dan lahan," ucapnya.
Namun, pada Rabu siang, jarak pandang di Kota Palembang mulai berangsur membaik, termasuk di kawasan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Mulai pukul 10.00, jarak pandang sudah mencapai 3.000 meter dengan suhu udara 29 derajat Celsius.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Agus Santosa menjelaskan kondisi udara masih sering berubah-ubah. "Pagi tadi memang sempat di bawah 500 meter, tapi sekarang sudah normal," tuturnya.
PARLIZA HENDRAWAN