Hemat BBM, Gaikindo Minta Insentif untuk Mobil Hybrid
Reporter: Tempo.co
Editor: Muhammad Iqbal
Rabu, 26 Agustus 2015 11:36 WIB
GM Technical Service Division Toyota Astra Motor Dadi Hendriadi memperlihatkan mobil Toyota New Alphard 2.5 G Hybrid yang diluncurkan pada Gaikindo Indonesia International Auto Show 2015, di ICE SCBD, Serpong, Tangerang, Banten, 22 Agustus 2015. ANTARA FOTO
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Serpong - Pelaku industri otomotif meminta pemerintah merumuskan aturan untuk pemberian insentif bagi kendaraan-kendaraan hybrid. "Kalau enggak ada insentif, enggak akan laku," kata Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015 di ICE, BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa, 25 Agustus 2015.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di pameran mobil ini, sejumlah produsen meluncurkan varian mobil hybrid yang menggunakan dua mesin, bensin, dan motor listrik. Toyota misalnya, selain telah memasarkan sedan mewah Camry Hybrid sejak tahun lalu, mereka memperluas segmen dengan memperkenalkan Alphard Hybrid yang dijual sekitar Rp 1,3 miliar.

Pabrikan asal Jepang lainnya, Nissan, membawa X-Trail Hybrid yang dipersenjatai motor listrik dan baterai berkapasitas besar. Mobil ini dijual Rp 600 jutaan. Selain itu, beberapa mobil konsep yang dipamerkan di GIIAS juga memperlihatkan teknologi mesin kendaraan bakal mengarah ke hybrid bahkan bertenaga hidrogen.

"Ke depan trennya begitu, jumlah mobil hybrid yang masuk pasti semakin banyak," kata Jongkie. Sayangnya, harga mobil ini memang mahal. Dia menyarankan pemerintah membuat aturan semacam low cost green car (LCGC) yang diterbitkan 2014. Teknologi ini nantinya diterjemahkan dalam konsep low emission car. "Harus didukung aturan."

Jongkie berpendapat, insentif yang diberikan pemerintah nantinya bisa berupa penetapan pajak pertambahan nilai barang mewah (PPNBM) rendah, bahkan nol persen seperti LCGC. "Kalau harga mobil hybrid ini murah, bahkan setara dengan mobil biasa maka konsumen akan bergeser." Jika penggunanya banyak, dia menambahkan, maka konsumsi BBM bisa ditekan, "Jadi mendukung program penghematan bahan bakar juga."

Keuntungan lain jika pasar mobil hybrid berkembang, menurut Jongkie, adalah potensi Indonesia menjadi basis produksi kendaraan ini untuk ekspor ke negara lain. "Teknologi dan tenaga kerja kita sudah mampu kok." Selain itu, emisi yang rendah juga akan mengurangi tingkat polusi di kota besar. "Jadi everybody happy."

PRAGA UTAMA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi