Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Sultan: Bayangan Hitam, Angin Besar, dan Roro Kidul

image-gnews
Sri Sultan Hamengkubuwono IX di Keraton Yogyakarta, 1971. Dok TEMPO/ Tuti Kakiailatu
Sri Sultan Hamengkubuwono IX di Keraton Yogyakarta, 1971. Dok TEMPO/ Tuti Kakiailatu
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebelum Sri Sultan Hamengku Buwono IX wafat, beberapa orang mencatat kejadian aneh. Kisah itu dituturkan oleh beberapa saksi yang terekam dalam buku Sri Sultan, Hari-hari Hamengku Buwono IX (1988). Misalnya, Jumat sore, 30 September 1988. Museum Keraton Yogya petang itu memang kedatangan tamu, yaitu Kanselir Jerman Barat Helmut Kohl.

Sebagai penjemput, bila Sultan pergi tugas tersebut diwakili oleh keluarga keraton. Ketika itu yang ditunjuk adalah kedua putra Sultan, G.B.P.H. Hadiwinoto dan G.B.P.H. Joyokusumo, yang mendampingi G.P.B.H. Poeroeboyo. Ketika Helmut Kohl sedang melihat-lihat koleksi keraton, tiba-tiba datang beberapa ekor burung gagak yang hinggap di pohon sawo kecik di halaman keraton.

Hadiwinoto ketika itu mengaku menangkap suatu firasat. "Burung gagak itu nganeh-anehi. Biasanya kalau demikian akan terjadi sesuatu," katanya. Menurut kepercayaan orang Jawa, jika di sekitar rumah orang kedatangan burung gagak, tidak lama lagi akan ada orang yang meninggal. "Apalagi jika yang akan meninggal seorang tokoh seperti Ngarso Dalem, pasti ditandai beberapa kejadian seperti kedatangan burung gagak itu," kata Mihardjo, 65 tahun, abdi dalem yang 50 tahun lebih bekerja di keraton.

Malam sebelumnya, yang bertepatan dengan malam Jumat, seekor merak yang ditempatkan di keputren bertingkah aneh. Burung berbulu indah itu lama sekali mengembangkan sayapnya, sehingga menarik perhatian para abdi dalem. "Burung itu mengeluarkan suara bernada sedih," kata Ardjodikromo, abdi dalem berusia 80 tahun. "Mendengar suara si merak itu, saya takut karena biasanya tak seperti itu."

Sebuah pertanda yang juga langka disaksikan juga beberapa kerabat keraton, Senin malam, setelah Sultan wafat. Sekitar pukul 22.30 WIB, sesosok tubuh berpakaian gelap lewat melalui regol dengan sangat tergesa-gesa. Delapan orang abdi dalem yang bertugas piket, antara lain, Bekel Joyowerdoyo, Ronowedoyo, Joyowiguno, Mujiyono, curiga dan segera mengejar bayangan manusia itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun sosok manusia itu kemudian lenyap di Gedong Kuning atau Gedong ]ene, tempat kediaman Sultan selama berada di keraton. Kedelapan abdi dalem itu lalu mencoba membuka pintu Gedong Kuning. Setelah dibuka, mereka dikejutkan angin pusar dari ruangan. Begitu angin reda, mereka mencium harum semerbak keluar dari ruang tidur Sultan.

Mereka mendug, bau harum itu perwujudan Nyi Roro Kidul, penguasa Laut Selatan, yang menurut cerita sering bersua dengan Sultan di tempat itu. Belum reda ketertegunan mereka, satu jam kemudian abdi dalem yang lagi piket dan beberapa pelayat yang sedang tirakatan dikejutkan oleh ledakan keras di atas atap Bangsal Kencono.

Di tempat sumber ledakan, terlihat ada bola api yang kemudian membubung ke atas dan akhirnya menghilang. "Ledakan di atas atap Bangsal Kencono itu mengejutkan kami semua," kata Hadi Prabowo, yang malam itu ikut tirakatan.

TIM TEMPO | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

2 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

6 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

7 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

13 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

17 hari lalu

Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menyebar udik-udik bagian dari acara Kondur Gongso di Masjid Agung Gedhe, Yogyakarta, (23/1). Upacara Kondur Gongso merupakan upacara dalam menyambut Maulud Nabi. TEMPO/Subekti
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

17 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

37 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

37 hari lalu

Prajurit Keraton Yogyakarta mengawal arak-arakan gunungan Grebeg Syawal di halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, 18 Juli 2015. Sebanyak enam buah gunungan diarak dalam acara ini. TEMPO/Pius Erlangga
269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

38 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

38 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.