TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan perhelatan pembukaan dan penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX yang akan digelar di Jawa Barat pada 2016 batal dilaksanakan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dan diputuskan pindah ke Stadion Jalak Harupat. “Supaya ada kepastian kita bekerja,” ucapnya di Bandung, Sabtu, 29 Agustus 2015.
Aher--sapaan Ahmad Heryawan--menuturkan permintaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk memeriksa kelayakan fisik Stadion GBLA tak kunjung dijawab. “Kita perlu jawaban itu. Kalau ada jawaban, ada kepastian,” ujarnya.
Menurut Aher, lokasi perhelatan pembukaan dan penutupan PON itu akhirnya terbentur dimulainya proses pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan. “Kalau kita tidak menentukan, sementara APBD Perubahan 2015 sudah mau dibahas, mau dikemanakan anggarannya itu kalau tidak ada kepastian,” katanya. “Kita menghormati proses hukum yang ada, tapi kita juga ingin bekerja dengan jelas menyiapkan PON.”
Aher berujar, Stadion Jalak Harupat di Soreang, Kabupaten Bandung, akan dibenahi dengan pembiayaan yang akan dicantumkan dalam APBD Jawa Barat. “Tentu dibenahi supaya cantik, supaya bagus, menarik, indah. Pembangunan itu ada anggarannya. Kalau belum ditentukan dari sekarang, dari mana lagi. Waktunya mepet, sehingga perlu ada kejelasan,” ucapnya.
Menurut Aher, pembangunan Jalan Tol Soreang-Pasirkoja yang menjadi alternatif akses menuju stadion itu akan dikebut. “Kita optimistis. Kontraktor yang memenangi tender berjanji Agustus 2016, sebulan sebelum PON, bisa dipakai,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI Komisaris Jenderal Budi Waseso sudah beberapa kali mendatangi Stadion GBLA di Gedebage. Budi Waseso mengatakan stadion tersebut belum laik untuk digunakan event besar, karena hasil penyidikan tim ahli menyatakan ada sejumlah kerusakan di sejumlah titik bangunan stadion.
Kasus dugaan korupsi Stadion GBLA mengemuka setelah Polri menetapkan salah satu pejabat Pemerintah Kota Bandung sebagai tersangka dugaan korupsi pembangunan stadion itu. Stadion yang memakan biaya sebesar Rp 1,1 triliun tersebut diduga mengalami gagal konstruksi setelah ditemukan beberapa titik ambles.
AHMAD FIKRI