TEMPO.CO , Yogyakarta: Ratusan jurnalis, aktivis, dan seniman memamerkan karya seni tentang wartawan Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin, di Lembaga Indonesia Perancis Yogyakarta. Mereka menggalang kampanye menuntut penyelesaian kasus Udin lewat pameran seni rupa berjudul Tribute to Udin, 27-30 Agustus 2015.
Pameran dibuka dengan pertunjukan musik Sisir Tanah dan Dendang Kampungan yang bertema anti-kekerasan. Setidaknya terdapat 33 karya lukisan, patung, puiai, instalasi video, dan foto dalam pameran itu. Semuanya bicara tentang Udin. Pameran ini adalah rangkaian peringatan 19 tahun kematian wartawan Udin, yang digagas oleh Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta bersama Yayasan Tifa.
Karya seniman dari Solo, Jawa Tengah, Saifuddin Hafiz, misalnya berupa lukisan berobyek wajah Udin. Kain berwarna merah melilit sebuah kunci, yang diletakkan di wajah kiri Udin. Gagang kunci itu bertuliskan 16-8-1996-16-8-2015. Ini berarti tanggal meninggalnya Udin hingga 19 tahun setelahnya.
Ada juga tulisan membongkar skandal selembar kertas seharga satu miliar. Narasi itu menggambarkan bagaimana Udin secara kritis menulis dugaan suap oleh Bupati Bantul Sri Roso Sudarmo kepada Yayasan Dharmais, untuk melicinkan jalan pencalonan kembali saat itu. Yayasan Dharmais dikelola Presiden Era Orde Baru, Soeharto. “Lukisan ini gambaran kasus Udin yang tak kunjung tuntas,” kata Saifuddin.
Gambar Udin juga dilukis Dewi Candraningrum, Pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan, dosen, dan aktivis. Dewi menciptakan lukisan Udin berkaus pink. Lukisan berbahan akrilik pada kanvas ini dibuat Dewi pada 2015.
Ada juga karya seniman Bayu Widodo berjudul Black Udin yang menggambarkan wajah Udin penuh bercak warna merah, kuning, dan, hijau. Mata Udin ditutup benda mirip lakban. AJI Yogyakarta menyuguhkan foto tentang aksi diam, aksi rutin bulanan menuntut penuntasan kasus Udin.
Pada Agustus ini, AJI Yogyakarta menggelar aksi diam bersama Koalisi Masyarakat untuk Udin di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta (Gedung Agung) pada 16 Agustus 2015. Ada juga pembuatan mural oleh street art di Jembatan Kewek. Tepat di hari perayaan kemerdekaan 17 Agustus 2015 sore, acara berlanjut dengan ziarah ke makam Udin di Trirenggo, Bantul. Sejumlah sastrawan hadir, salah satunya penyair Joko Pinurbo. Ia secara khusus mencipta puisi berjudul Ziarah Udin yang ditulisnya pada malam sebelumnya.
AJI juga menggelar seminar bertema Menghentikan Kekerasan terhadap Jurnalis dan Penuntasan Kasus Udin. Sepanjang pameran berlangsung workshop, pemutaran film, dan pentas musik. “Ini adalah usaha kami melawan kekerasan terhadap jurnalis dan kejahatan kemanusiaan,” kata penanggung jawab acara pameran seni rupa Tribute to Udin, Anang Zakaria.
SHINTA MAHARANI