Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lima Sampah Ini Sebabkan Yogyakarta Tidak Istimewa  

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Jalan Malioboro, Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo.
Jalan Malioboro, Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo.
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dosen komunikasi visual Insititut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Sumbo Tinarbuko, menegaskan, tata ruang untuk publik di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta tak layak disebut istimewa sebagaimana status gelar istimewa yang disandang daerah tersebut. Hal itu lantaran tata ruang DIY telah terkontaminasi oleh lima jenis sampah yang membuat DIY tak nyaman untuk publik.

Sampah pertama adalah sampah arsitektur, karena rancang bangun di wilayah DIY tidak mengadopsi arsitektur bergaya Yogyakarta. “Melainkan minimalis,” ujar Sumbo, dalam diskusi keistimewaan dengan tema "Ruang Publik DIY" di aula kantor Dinas Kebudayaan DIY, Selasa, 1 September 2015.

Kemudian ada sampah visual yang bertebaran di sepanjang jalan berupa papan-papan iklan komersial ataupun kampanye partai. “Biarkan ruang publik itu milik publik. Jangan jadi milik merek dagang dan partai politik,” katanya.

Ada pula sampah trotoar, yang kehilangan ruang terbuka hijau. Sampah kendaraan bermotor ditandai dengan kemacetan dan polusi. Serta sampah pedagang kaki lima yang banyak menggunakan area publik. “Persoalannya, itu dibiarkan karena perizinannya menggunakan konsep bijaksana dan 'bijaksini',” ujarnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Tavip Agus Rayanto setuju dengan kritik Sumbo. Tapi, sebagaimana pejabat pemerintah, dia berkilah bahwa volume pertumbuhan penduduk dan kendaraan bermotor tak sejalan dengan luas ruang publik. Jumlah mobil meningkat lebih dari 10 ribu per tahun di DIY dan jumlah penduduk naik lebih dari satu persen per tahun. Sedangkan luas lahan berkurang 285 hektare per tahun akibat alih fungsi lahan. “Banyak sawah jadi tembok,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apalagi, ujar dia, kewenangan perizinan ada di pemerintah kabupaten dan kota. “Selama ini, DIY tak berdaya soal perizinan,” ucapnya.

Tavip hanya bisa berharap, dengan konsep keistimewaan tata ruang yang diatur dalam Undang-Undang Keistimewaan DIY, penataan tata ruang tidak sebatas mengandalkan status keistimewaan, melainkan harus komplementer dengan aturan tata ruang nasional. “Biar tata ruang di Yogyakarta itu jadi role model tata ruang Indonesia,” tuturnya.

Salah satu gebrakannya, kata Tavip, meskipun perizinan berada di pemerintah kabupaten/kota, yang melakukan studi kelayakan adalah pemerintah DIY. “Jadi kalau enggak layak, ya izin enggak keluar. Itu upaya win-win solution-nya,” ujarnya. Tapi dia tak menjelaskan apa yang akan dilakukan pemerintah DIY jika pemerintah kabupaten/kota tetap memberi izin.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Cerita dari Kampung Arab Kini

1 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

5 hari lalu

Suasana Open House Lebaran yang digelar Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Selasa 16 April 2024. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

41 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

46 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

49 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Hujan akibatkan kanopi di Stasiun Tugu Yogyakarta roboh, Kamis, 4 Januari 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.


Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi meletus lagi, mengirim material vulkanik hingga setinggi tiga kilometer di atas puncak gunung itu, Jumat pagi 10 April 2020. Letusan itu adalah yang ketujuh sejak yang pertama Jumat pagi 27 Maret lalu. FOTO/DOK BPPTKG
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.


Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Ketua Umum Partai PSI Giring Ganesha (kanan) memakaikan jaket partai kepada Ade Armando (kiri), sebagai simbol bergabung partai PSI di kantor DPP partai PSI, Jakarta Pusat, Selasa, 11 April 2023. Ketua Umum partai PSI mengumumkan bergabungnya Ade Armando menjadi kader Partai PSI. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman


Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Masyarakat berebut gunungan Sekaten di halaman Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Kamis (28/9). Dok. Keraton Yogyakarta.
Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.