TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menampik kabar kalau modul pengajaran berjudul Program Pelajar Jakarta Berkarakter berisikan ajaran atheisme. Menurut Ahok, sapaan Basuki, pihak yang meributkan isi buku tersebut belum membacanya secara komprehensif.
"Kalau bacanya sepotong-sepotong kesimpulan bisa salah," kata Ahok di Balai Kota, Rabu, 2 September 2015.
Modul yang dibuat Yayasan Al-Kahfi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta itu, membuat heboh pengguna media sosial hari ini. Dalam kegiatan pelatihan di SMA Negeri 28 Jakarta, modul itu dipakai sebagai panduan untuk mengatasi tawuran pelajar, kenakalan remaja, dan radikalisme di kalangan pelajar.
Dalam modul itu, disebutkan bahwa agama bisa jadi ekspresi keputusasaan jika manusia tidak bisa menghadapi kerasnya kehidupan. Modul juga menjelaskan bahwa bagi jiwa manusia yang sedang tertekan, maka Tuhan semata menjadi hasil ilusi. Sambil mengutip pakar psikoanalisis Sigmund Freud, materi itu dijabarkan dengan penjelasan bahwa agama terkait dengan proses berpikir di alam bawah sadar manusia.
Ahok membantah isi buku tersebut hendak mengajarkan hal yang buruk pada pelajar. Justru, kata dia, buku itu menjadi panduan untuk menekan kelompok ekstrem kanan yang berbasiskan agama. "Buku itu mengajarkan nasionalisme," kata Ahok.
Ahok juga mengaku tak khawatir bila ada kelompok yang sengaja memasukkan materi itu untuk menjatuhkan kredibilitasnya. Menurut Ahok, semua orang sudah paham soal kecintaan dirinya pada Indonesia. "Emas dibakar akan tetap berwujud emas," katanya.
RAYMUNDUS RIKANG