TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus memacu produksi bawang merah guna memperluas pasar ekspor.
Kepala Bidang Produksi Hortikultura Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat Obas Firmansyah mengatakan, melihat angka ramalan produksi tahun ini yang diperkirakan 363.372 ton, Jawa Barat diyakini mampu meningkatkan ekspor bawang merah.
“Apabila melihat kebutuhan masyarakat Jabar dengan penduduk 46.183.642 jiwa dan kebutuhan per kapita setahun sebesar 2.302 kg, masih ada sisa produksi sebesar 22.031 ton untuk dipasok ke provinsi lain atau diekspor,” ujarnya, Rabu, 2 September 2015.
Menurut dia, selama ini ekspor bawang merah banyak dikirim ke Thailand dan Singapura untuk jenis bawang ilocos dan super-philips.
Terkait dengan dampak El Nino, ujar dia, produksi bawang merah diperkirakan lebih stabil karena pihaknya telah memberikan bantuan pompa kepada sejumlah sentra bawang merah.
“Kami sudah antisipasi pengiriman alat pompa untuk pengairan agar produksi tetap terjaga,” ujarnya.
Selain itu, Obas menilai seluruh sentra utama bawang merah, seperti Cirebon, Indramayu, dan Majalengka, didorong menggunakan gudang pendingin untuk menyimpan hasil produksi yang berlimpah.
"Sekarang kita tidak perlu khawatir lagi harga bawang merah akan jeblok apabila terjadi kelebihan produksi," tutur Obas.
Sekretaris Dewan Bawang Nasional (Debanas) Mudatsir mengatakan, hingga Agustus 2015, sedikitnya 200 ton bawang merah jenis super-philips sudah diekspor ke sejumlah negara di Asia.
Bukan hanya itu, diperkirakan pada pekan depan sekitar 500 ton bawang merah bakal dikirim ke Vietnam, Thailand, dan Malaysia.
“Ekspor bawang merah secara nasional mencapai 2.500 ton per tahun. Dari jumlah tersebut, 2.000 ton di antaranya berasal dari Kabupaten Cirebon," ucapnya.
Mudatsir memaparkan, ekspor bawang merah secara bertahap bakal terus dilakukan para petani di Kabupaten Cirebon hingga akhir 2015.
“Kondisi produksi bawang merah tahun ini relatif stabil, sehingga untuk terus menggenjot ekspor masih sangat memungkinkan,” ujarnya.
Ditemui terpisah, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon Mohamad Abdul Majid Ikram menuturkan petani bawang merah perlu dibina agar menghasilkan komoditas yang berkualitas supaya bisa terus merambah pasar ekspor.