TEMPO.CO, Bandung - Warga Bandung bernama Yogie Kurniawan dikabarkan ditangkap saat menghadiri pagelaran musik punk di Rumah Api, Malaysia, pada 28 Agustus. Hal tersebut mengundang reaksi dari komunitas musik indie di Bandung.
Menurut Gustaff Harriman Iskandar, pengelola ruang publik Common Room Bandung, ia yakin peristiwa penangkapan tersebut tidak ada kaitannya dengan demonstrasi Bersih 4 yang terjadi di Malaysia. Sebab, komunitas Rumah Api tidak berafiliasi dengan organisasi politik apa pun yang berada di Malaysia.
"Memang sudah ramai diperbincangkan dari kemarin soal penangkapan Yogie, yang katanya ditangkap berbarengan dengan demonstrasi yang terjadi di Malaysia. Sepertinya itu hanya kebetulan karena yang saya tahu komunitas Rumah Api tidak mengikuti fenomena politik yang berkembang," ujar Gustaf saat ditemui di lokasi Common Room, Rabu, 2 September 2015.
Penangkapan Yogi, atau biasa dipanggil Yogi Bubu, menjadi perbincangan hangat media sosial di kalangan komunitas punk. Pasalnya, penangkapan tersebut terjadi berbarengan dengan demonstrasi besar-besaran masyarakat Malaysia terkait kebijakan pemerintah dengan tajuk Bersih 4.
Menurut Gustaff, komunitas punk sering dikambinghitamkan terkait kekacauan yang terjadi akibat pergolakan politik dan dikhawatirkan akan berdampak buruk pada komunitas tersebut. Namun menurut kabar yang Gustaf terima dari para rekan komunitas punk, Yogi Bubu sudah dilepaskan oleh pihak Kepolisian Malaysia. Yogi Bubu adalah anggota komunitas punk di Bandung yang sedang berkunjung ke Malaysia untuk menyaksikan konser di Rumah Api.
"Kabar yang saya terima dari teman-teman sih katanya Yogi sudah dibebaskan terkait penangkapan tersebut. Tapi belum tau benar atau tidaknya. Ya kami di sini berharap memang sudah dilepaskan" ujar Gustaff.
Rumah Api adalah sebuah tempat pertemuan para penggemar musik punk tempat mereka bisa bertemu, bertukar pikiran, dan saling berdiskusi tentang kegiatan sosial yang akan dilakukan. Komunitas tersebut juga tidak hanya bergerak di bidang seni, melainkan pendidikan dan lainnya yang bersangkutan dengan kepentingan sosial, seperti kemiskinan, pendidikan, dan lainnya. Namun menurut Gustaf, komunitas punk biasanya tidak ikut serta dengan kegiatan politik ataupun memiliki kepentingan lain.
"Dari dulu ideologi punk itu lebih ke sosialis. Mereka cenderung tidak ikut campur dengan kepentingan politik yang beredar. Pergerakan komunitas ini hanya melingkupi kepentingan sosial yang terjadi di masyarakat," ujar Gustaff.
Sebelumnya pihak KBRI Malaysia menampik penangkapan Yogie ada kaitannya dengan aksi Bersih. Wakil Duta Besar Indonesia Hermono mengatakan Yogie ditangkap karena imigrasinya bermasalah. Pihaknya sudah mewawancara Yogie yang mengaku memasuki Malaysia secara legal via Johor.
DWI RENJANI