TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Partai Amanat Nasional resmi merapat ke Koalisi Indonesia Hebat, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tampak menghadiri silaturahmi di Kantor Partai Keadilan Sejahtera di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Prabowo datang ditemani beberapa staf, termasuk Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani, sekitar pukul 18.55, Kamis, 3 September 2015. Ia tampak disambut sejulmah petinggi PKS, kemudian dibawa menuju salah satu ruangan untuk mengadakan rapat tertutup.
Sebelumnya Prabowo bersama para petinggi partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) juga mengadakan pertemuan di Bakrie Tower. Hadir dalam pertemuan itu Ketua Partai Golkar Aburizal Bakrie, Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham, Wakil Sekjen PKS Fahri Hamzah, Anis Matta, Ketua Umun PAN Zukifli Hasan, dan Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno.
Dalam pertemuan itu, Prabowo bersama petinggi partai yang lain menerima penjelasan dari Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Seusai pertemuan, Prabowo menegaskan posisi PAN di antara kedua koalisi parpol.
"PAN masih bersama kami. Tidak pindah ke KIH dan tidak keluar KMP," kata Prabowo usai pertemuan petinggi Koalisi Merah Putih (KMP) di Bakrie Tower, Kamis, 3 September 2015.
Prabowo mengatakan ia menghormati keputusan PAN untuk bergabung dengan pemerintah. Ia menilai gesernya PAN menjadi sebuah perimbangan dalam pemerintahan. "Kita menjalankan check and balance demi kebaikan bangsa dan rakyat," kata Prabowo.
Adapun Sekretaris Jenderal DPP Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno menyampaikan salah satu alasan langkah PAN mendukung pemerintah. Menurut Eddy, selama ini pihaknya justru lebih sering kerja sama dengan KIH. "Di lapangan, untuk pilkada, kami lebih sering berkoalisi dengan KIH dibanding KMP," kata Eddy saat ditemui di Bakrie Tower.
Eddy menuturkan bahwa merapatnya PAN ke pemerintah dilakukan demi perbaikan ekonomi Indonesia yang sedang lesu. "Kami bahu-membahu untuk memperbaiki ekonomi," ujar Eddy.
Pendiri Partai Amanat Nasional, Amien Rais, menyatakan memberikan restu atas langkah elite partai pimpinan Zulkifli Hasan itu untuk pindah ke KIH. Amien mengatakan dukungan itu diberikan dengan sejumlah syarat. Salah satunya, koalisi untuk Jokowi harus menjadi besar.
"Bila Golkar berhasil dipecah, PPP berhasil diadu domba, rangkulan pemerintah kepada PAN bisa menjadi rangkulan maut," tutur Amien Rais di pendapa rumahnya di Sawitsari, Condongcatur, Depok, Sleman, Kamis, 3 September 2015.
Bergabungnya PAN ke KIH menyebabkan suara KMP di DPR gembos dari 292 suara menjadi hanya 243 suara. Sebaliknya, KIH yang sebelumnya hanya memiliki 207 suara kini menjadi 256 suara. Perpindahan PAN menyebabkan posisi KIH di DPR saat ini lebih kuat dibanding KMP.
DESTRIANITA | NIBRAS NADA NAILUFAR