TEMPO.CO, Mataram: Kiper Juventus, Emil Audero Mulyadi, 18 tahun, dari kota Roma menelpon bapaknya di kota Praya Lombok Tengah, Edi Mulyadi, 47 tahun, Kamis, 3 September. ‘’Papi, jauh di mata dekat di hati,’’ begitu kata Emil seperti dikutip bapaknya kepada Tempo. Menurutnya, ia rindu berlibur di Lombok.
Kiper Juventus yang dilahirkan di Rumah Bersalin Akasia Mataram, 18 Januari 1997, itu merupakan sebagai anak kedua oleh ibunya Antonela Audero Mulyadi. Edi Mulyadi yang waktu itu bekerja di sebuah hotel di kawasan wisata Selong Belanak menikah dengan Antonela Audero tahun 1992. Anak pertamanya, putri – kakaknya Emil, bernama Elena Audero Mulyadi. Pekan lalu, Elena Sabtu lalu baru pulang dari liburan selama tiga minggu di Lombok.
Kini Emil Audero Mulyadi bersama tim nasional negaranya di bawah usia 19 tahun sedang menghadapi pertandingan dengan Irlandia dan rencananya 7 September 2015 nanti menghadapi Belanda. Sehari-harinya bersama ibunya, ia tinggal di Cumiana Torino, sekitar dua jam penerbangan dari Roma. Soal nama, sewaktu lahir memang tertera Emilio Audero Mulyadi tapi sebenarnya sudah diubah menjadi Emil Audero Mulyadi.
Sejak dilahirkan, selama beberapa tahun keluarga Edi Mulyadi – Antonela mondar-mandir Praya Lombok – Italia. Ini semata-mata karena masalah izin tinggal. ‘’Bolak-balik keluar masuk,’’ ujar Edi Mulyadi yang kini wiraswasta di kota Praya. Edi pun sempat menetap di Italia dan bekerja di pabrik mobil FIAT sebelum akhirnya kembali ke Lombok meninggalkan secara baik-baik dan tetap menjalin silaturahim dengan Antonela – ibu dari dua orang anaknya tersebut.
Emil, dikatakan menyukai bola sejak kecil, usia 5,5 tahun. Ia masuk klub di desanya, Cumiana Club Football. Seperti Edi Mulyadi yang menyukai olahraga seperti basket, tenis, surfing. ‘’Banyak yang simpati sama Emil,’’ ucapnya mengenang semasa tinggal di sana. Emil yang sejak kecil bermain bola di lapangan sebelah rumahnya, menjadi seorang pemain sektor kiri luar. Di dalam rumah pun, Emil suka beraksi menendang bola atau benda lainnya.
SUPRIYANTHO KHAFID
Artikel menarik:
Kenapa Mourinho Keok Hadapi Deretan Pelatih Berinisial P?
Pencopotan Waseso, Luhut: Prajurit Tak Boleh Ancam Atasan