TEMPO.CO, Jakarta - Epi Hariyanti, 26 tahun, sedikit kecewa lantaran tidak bisa berjabat tangan dengan Presiden Joko Widodo yang sedang mengunjungi kampungnya di RT 17 RW 08, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis, 3 September 2015. "Kecewa, tadi desak-desakan sampai enggak bisa salaman sama Pak Jokowi," katanya.
Meski kecewa, dia mengaku masih beruntung bisa ketemu dengan orang nomor satu di negeri ini tersebut. Apalagi Jokowi pernah blusukan ke kampung tersebut pada 2012 dan memberi kesan yang mendalam.
Untuk itu, dalam pertemuan kali kedua ini, sebenarnya Epi ingin berjabat tangan dengan Jokowi sebagai bentuk pelampiasan rindunya. "Tapi setidaknya senang bisa ketemu lagi," ujarnya.
Berbeda dengan Epi, Adelia Putri, 27 tahun, lebih beruntung karena bisa bersalaman dengan Jokowi saat desak-desakan dengan warga lain. Bahkan dia mengaku berteriak-teriak memanggil nama Jokowi, agar Presiden Indonesia ketujuh itu mendatanginya.
"Iya, warga sini kangen, makanya teriak-teriak terus tadi," tuturnya. Bahkan tidak sedikit warga yang berusaha menahan Jokowi agar lebih lama bersalaman dengan mereka. Warga juga berebut agar bisa berjabat tangan dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Lama tidak bertemu, warga merasa ada yang berbeda pada diri Jokowo. Epi dan Adelia mengakui bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu lebih rapi dan putih.
Selain itu, warga juga mengatakan Jokowi lebih gemuk dibanding saat pertama ketemu pada pemilihan Gubernur DKI tahun 2012. "Yang beda itu sih, yang lain sama, dia tetap bersahaja," ucap Adelia.
Sebelumnya, Jokowi didampingi Ahok melakukan blusukan di dua kawasan di Jakarta Utara. Jokowi membagikan buku dan kaus kepada warga sekitar. Agenda blusukan ini hanya berlangsung singkat dengan pengawalan ketat dari Paspampres.
AVIT HIDAYAT