TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa jam sebelum Suparti, 60 tahun, ditemukan tewas di rumahnya di Tebet Timur, seorang penjual galon yang tokonya berada tepat di depan rumah korban, Riyanto, 39 tahun, sempat melihat penghuni kos yang diduga pelaku berjalan dengan penuh darah di depan tokonya pada Kamis sore, 3 September 2015.
Riyanto menyatakan bahwa kedua penghuni kos Suparti tersebut berlumuran darah dan berjalan setengah berlari dengan terburu-buru. "Saya lihat anak kos Ibu Suparti, cowok dan cewek, muka sama kakinya penuh darah lewat depan toko saya. Waktu itu mukanya ditutup kain," ujar Riyanto kepada Tempo.
Ketika Riyanto bertanya kenapa mereka penuh darah, keduanya mengaku terjatuh dari motor. Riyanto pun tidak merasa curiga. "Saya kira mau ke klinik di depan situ. Waktu itu sekitar pukul 16.15," ungkapnya.
Menurut Riyanto, dia mengetahui bahwa sepasang pria dan wanita tersebut merupakan penghuni kos milik Suparti karena keduanya sering membeli air galon di tokonya. "Ya saya tahu mereka di rumah situ, kan sering beli air di sini sejak sekitar semingguan ini," ujarnya.
Suparti sebelumnya ditemukan tewas di lantai dua rumahnya pada Kamis sore, 3 September 2015, pukul 17.00 WIB, oleh sang suami, Paidi, yang baru saja pulang setelah berjualan es.
Di lantai dua tersebut terdapat sebuah kamar yang disewa oleh sepasang pria dan wanita sejak 15 hari yang lalu. Sang wanita yang meninggalkan selembar ijazah dan fotokopi kartu tanda penduduk diketahui bernama Trianita Islami, 18 tahun, warga Kampung Melayu. Sedangkan sang lelaki tidak diketahui identitasnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI