TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris Jenderal Budi Waseso menegaskan akan tetap mengawal kasus-kasus yang ditangani Badan Reserse Kriminal meski telah dimutasi menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Dia mengaku merasa ada beban moril karena meninggalkan beberapa kasus yang belum rampung ditangani oleh Bareskrim. "Karena kalau ada hambatan saya yang bertanggung jawab," kata Budi di kantornya, Jumat, 4 September 2015.
Menurut Budi, dirinya tetap bisa menanyakan perkembangan penanganan kasus kepada Kabareskrim yang baru. "Saya harus tetap mengontrol kasus itu. Jangan saya dibilang lepas, tak tanggung jawab."
Berita Menarik
Dibunuh di Kota Wisata: Karena Nurdin Kesal Nungki Main HP
Alumnus UI Tewas, Jejak Kaki di Balkon Ungkap Kejanggalan
Sejak dipimpin Budi Waseso pada Januari lalu, kasus-kasus yang ditangani Bareskrim kerap dinilai kontroversial. Kasus lama yang menyeret pemimpin dan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, misalnya, dinilai oleh sejumlah kalangan sebagai balas dendam kepolisian atas penetapan Komisaris Jenderal Budi Gunawan--kini Wakil Kepala Polri--sebagai tersangka dugaan korupsi di KPK.
Terakhir kali, Jumat pekan lalu, Budi dan timnya menggeledah kantor PT Pelindo II dalam kasus dugaan korupsi mobile crane. Penggeledahan ini menarik perhatian Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyempatkan untuk menelepon langsung Budi dari Korea Selatan.
Gara-gara itu, beredar kabar pengusutan kasus Pelindo itulah yang akhirnya memicu pencopotan Budi karena dianggap tidak pro terhadap stabilitas perekonomian.
Kemarin pagi, Budi datang ke kantornya di Markas Besar Kepolisian RI seperti hari-hari biasanya. Dia mengaku baru mengetahui telah dicopot dari jabatannya dan digeser menjadi Kepala BNN pada Kamis malam. Kabar itu diterimanya lewat telepon dari seseorang yang menurut dia, "Sangat dipercaya."
Komjen Buwas Dicopot
Pencopotan Waseso, Luhut: Prajurit Tak Boleh Ancam Atasan
Kapolri: Buwas Mau Dicopot Saat Adu Mulut dengan Buya Syafii
Sebelumnya, Budi bahkan seolah hakulyakin rumor tentang pencopotan dirinya tak akan terjadi dalam waktu dekat. “Tidak bisa sekonyong-konyong begitu,” ujarnya Kamis lalu.
Toh, ternyata rencana pencopotan dirinya bukan sekadar rumor. Selasa malam lalu, Kepala Kepolisian Jenderal Badrodin Haiti bertemu Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Merdeka. Badrodin membantah pertemuan itu membahas pergantian Kabareskrim. Namun seorang pejabat di lingkungan Istana mengatakan sebaliknya. Dalam pertemuan itu, kata pejabat tadi, calon pengganti Budi Waseso telah diputuskan: Komisaris Jenderal Anang Iskandar, Kepala BNN.
Pencopotan Budi Waseso juga sempat dibahas dalam pertemuan Badrodin dengan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan pada Kamis siang. Dalam pertemuan yang juga dihadiri Menkopolkam Luhut Binsar Pandjaitan tersebut, anggota Kompolnas Edi Syahputra Hasibuan mengatakan Badrodin menyampaikan tiga kandidat pengganti Budi Waseso pilihan Dewan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri.
Selain Anang, menurut Edi, dua kandidat lainnya ialah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris Komisaris Jenderal Saud Usman Nasution dan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Moechgiyarto. "Badrodin sebagai Ketua Wanjakti akhirnya menyepakati memilih Anang Iskandar," kata Edi kemarin.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA | LINDA TRIANITA | REZA ADITYA | FAIZ NASRILLAH | MITRA TARIGAN
Berita Terbaru
Cerita Komjen Anang Iskandar yang Larang Rambo Jadi Polisi
Eksklusif, Budi Waseso: Saya Minta Pak JK Biarkan...