TEMPO.CO , Bandung:Selain menjadi pengusahan kos, gelandang tengah Persib Bandung, Dedi Kusnandar, 24 tahun, membuka cafe di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Cafe bernama Dado de Ceker & Wings itu dibuka pada Jumat siang, 4 September 2015.
Dedi memiliki jiwa bisnis dari orang tuanya. Kini ia ketagihan berbisnis. "Saya mengidolakan ibu," katanya di cafe barunya itu, Jumat 4 September 2015. “Jadi saya melihat dari sosok ibu dan bapak saya. Orangtua saya sendiri yang saya idolakan dari bisnis semua itu.”
Mulanya, ia berpikir bisnis kuliner cukup menjanjikan. Kepindahannya dari satu klub ke klub lain membuatnya banyak mencicipi kuliner di berbagai kota. “Pertama, saya suka kuliner orangnya,” katanya saat ditanya faktor yang membuatnya menjadi pengusaha kuliner.
Dedi juga mengaku, dirinya berkolaborasi dengan temannya supaya dapat menjalankan bisnis. Atas dukungan keluarga, ia mampu membuka usahanya itu. “Mudah-mudahan ini lancar, dikelola dengan baik, mungkin saya di sini sebatas mengawasi dan memantau,” ujar Dedi.
Ia dan temannya menjadikan ceker dan sayap ayam sebagai menu utama sekaligus andalan. Lewat kolaborasi itu, Dedi cs membuat pilihan menu unik. Pengunjung dapat memilih sendiri strateginya. Misalnya, pengunjung dapat memilih strategi bertahan untuk memesan mie.
Kreativitas itu juga ia buktikan lewat desain cafe. Cat warna hijau menjadi warna utama ruangan. Tidak lupa hiasan-hiasan berbau sepak bola Dedi tambahkan di dalam, termasuk gawang di bagian dapur. Ia harap pengunjung merasakan sensasi lapangan sepak bola di sana.
“Saya kan pemain bola, jadi gak jauh-jauh konsepnya,” katanya. “Ada gawang, ada tempat-tempat kaya bola. Dari menu-menunya juga, mungkin, kita lihat dari lingkungan bola.”
Kemudian dalam kesempatan itu juga, Dedi membagi-bagikan 300 porsi ceker ayam. Hanya dengan mengikuti akun Instagram @cekerdado, pengunjung bisa mendapat satu porsi gratis. “Tapi harus ada syaratnya, di-update di media sosial,” ujar pemain bernomor punggung sebelas itu.
Sejak dibuka siang itu, pengunjung berdatangan ingin mencicipi kuliner sekaligus bertemu idolanya. Selain Dedi, turut hadir hari itu para pemain Persib seperti Tantan, Yandi Sofyan, Muhammad Natshir, Achmad Jupriyanto juga segelintir manajamen tim. Pengunjung bahkan boleh meminta foto bersama.
Meski menjadi pengusaha, Dedi mengakui, sepak bola tetap menjadi pilihan utama baginya. Memang membuka usaha hanya investasi hidup karena ia tahu dirinya tidak akan bermain selamanya. “Ini sukses, entar main bola nanti nggak fokus. Tetap utama itu sepakbola. Ke depannya main bola tetap nomor satu,” katanya.
GAGAH NURJANUAR PUTRA