TEMPO.CO, Depok - Lima bulan telah berlalu, tapi misteri kematian Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang ditemukan tewas mengapung di Danau Kenanga, kampus UI, Kota Depok, belum juga terungkap.
Kepolisian Daerah Metro Jaya dan Kepolisian Resor Depok telah memeriksa 40 saksi. Kebanyakan di antaranya rekan kuliah Ace--panggilan Akseyna--mahasiswa Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI angkatan 2013.
Kolonel Sus Mardoto, orang tua Ace, yang selama ini gigih mencari tahu penyebab kematian anaknya, tiba-tiba dikejutkan dengan telepon dari seseorang yang mengaku mahasiswa UI.
"Saya ditelepon orang yang ada di dekat lingkungan Ace. Intinya, minta maaf atas musibah kematian Ace," ucap Mardoto, Kamis, 3 September 2015.
Ia menuturkan teman dekat Ace itu menelepon pada Sabtu, 29 Agustus 2015. Dia hanya meminta maaf tapi tidak mengaku bersalah.
Mardoto mengaku heran dengan permintaan maaf sahabat anaknya itu. Sebab, setelah lima bulan berlalu sejak anaknya ditemukan meninggal, dia baru meminta maaf. "Saya tidak tahu maksudnya. Ada apa gitu," kata Mardoto.
Mardoto enggan menyebutkan siapa rekan dekat Ace yang menelepon itu. Hanya, ucap dia, yang meneleponnya saat itu adalah salah satu saksi yang diperiksa polisi.
Mardoto kemudian mencuit lewat akun media sosialnya pada Minggu, 30 Agustus 2015, “Alhamdulillah, telah ada orang yang meminta maaf (melalui telepon) atas kematian Ace. Orang tersebut berada di lingkungan dekat Ace sewaktu masih hidup dan kuliah di UI."
IMAM HAMDI
Baca juga:
Drama Budi Waseso: Jokowi-JK Menguat, Kubu Mega Menyerah?
Lebih Nyaman Berbahasa Inggris, Susi: Jangan Ragukan…Saya
VIDEO TERKAIT: