TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memanfaatkan waktu berjumpa Duta Besar Jepang Yasuaki Tanazaki dan sejumlah pengusaha Jepang untuk memaparkan proyek mercusuar yang sedang dan akan berjalan di Ibu Kota. Ahok--sapaan Basuki--memulainya dengan proyek mass rapid transportation (MRT).
Menurut dia, proyek ini membuat relasi Indonesia dengan Jepang makin erat. Sebab, pemerintah Negeri Matahari Terbit memberikan pinjaman masa pengembalian selama 40 tahun ke depan. "Kami menyambut baik investasi Jepang ke Indonesia," kata Ahok, saat membuka acara Jak-Japan Matsuri, di Senayan, Minggu, 6 September 2015.
Proyek MRT dikerjakan dengan bantuan pendanaan dari Jepang senilai Rp 12 triliun. Infrastruktur transportasi ini akan membentang sejauh 110 kilometer yang meliputi koridor selatan-utara sejauh 23,8 kilometer dan koridor timur-barat sepanjang 87 kilometer.
Ahok juga menjelaskan proyek kereta ringan atau light rail transit. Pekerjaan ini, kata dia, bakal dimulai tahun ini untuk mendukung penyelenggaraan Asian Games yang berlangsung tiga tahun mendatang. "Rencananya akan ada sembilan koridor kereta ringan di Jakarta," dia berujar.
Tak hanya pekerjaan transportasi, Ahok juga menjelaskan proyek infrastruktur jalan raya. Dia mengatakan bakal ada enam ruas tol dalam kota yang akan menambah akses kendaraan di Ibu Kota. Proyek itu terbentang sepanjang 67,74 kilometer.
"Tak ketinggalan jalan layang Semanggi yang menyederhanakan rute kendaraan dari Jalan Gatot Subroto ke Jalan Sudirman maupun sebaliknya," katanya.
RAYMUNDUS RIKANG