TEMPO.CO, Pamekasan - Dua tenaga kerja Indonesia, Hosniyah dan Hatimah, diduga jadi korban kapal karam di Selat Malaka pada pekan lalu. Keduanya hingga saat ini belum ditemukan, sementara masing-masing suami mereka, yakni Punadi dan Imam, sudah dipastikan selamat.
Keempatnya adalah warga Pamekasan, Jawa Timur. Mereka berada dalam rombongan keluarga besar di kapal itu. Mereka pulang lantaran hendak memenuhi undangan pernikahan kerabat di kampung halaman. Selain dua pasangan suami-istri itu, ada Abdul Hamid, kepala keluarga besar itu, dan istrinya, Sunariyah.
"Dua korban atas nama Abdul Hamid dan istrinya, Sunariyah, keduanya warga Dusun Secang, Desa Plakpak, Kecamatan Pagantenan, dipastikan tewas," kata Achmat Fauzan, perangkat Desa Plakpak, Senin, 7 September 2015.
Satu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, anak, dan menantu ini pulang bersama dari Malaysia untuk menghadiri acara pernikahan putri bungsu Hamid, Susmiyati, yang akan digelar 16 September mendatang. Sementara itu, satu TKI lain yang belum ditemukan atas nama Yasir, warga Desa Sana Laok, Kecamatan Waru.
Fauzan menuturkan Desa Plakpak merupakan salah satu kantor TKI di Pamekasan. Dari sekitar sebelas ribuan warga di desa itu, 25 persen di antaranya mengadu nasib menjadi TKI. "Sebagian besar ke Malaysia," ucapnya.
Sementara itu, data Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyebutkan ada enam TKI asal Jawa Timur yang sudah dipastikan menjadi korban tewas kapal karam itu. Selain asal Pamekasan, mereka tercatat dari Blitar, Jember, dan Banyuwangi.
MUSTHOFA BISRI