TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan membantah dukungan yang diberikan kepada pasangan Rasiyo-Lucy Kurniasari dalam Pilkada Surabaya sebagai mahar gabung ke pemerintahan Jokowi-JK.
“Tidak benar itu, tidak ada urusannya dengan itu,” kata Zulkifli usai ikut mendaftarkan pasangan Rasiyo-Lucy di KPU Surabaya, Selasa sore, 8 September 2015.
Menurut Zulkifli, PAN dalam pemilihan kepala daerah selalu mengedepankan wawasan kebangsaan. Termasuk tidak memperhitungkan dari manapun asal kandidat, apakah dari internal partai atau bukan.
Seperti diketahui komposisi pasangan Rasiyo-Lucy untuk menantang pasangan inkumben Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana lebih banyak ditentukan oleh rekan koalisinya, Partai Demokrat. "Dari mana pun kandidatnya tidak masalah, itu sama saja,” kata Zulkifli sambil menambakan,"Kepentingan rakyatlah yang kami utamakan."
Zulkifli menegaskkan bahwa Rakyat Surabaya yang diuntungkan dengan sikap PAN, karena pilkada tidak perlu ditunda hingga tahun 2017 mendatang. “Disini Rakyat Surabaya yang diuntungkan,” kata dia.
Selain itu, dia menjelaskan untuk menunjukkan keseriusan dalam mendukung pasangan Rasiyo-Lucy, DPP PAN turun gunung mengawal surat rekomendasi yang mengganjal pencalonan pasangan sebelumnya. "Ini bukti keasliannya, ini asli," kata Zulkifli sambil menunjukan surat rekomendasi itu.
Seperti diketahui, PAN memastikan bergabung dengan Pemerintahan Presiden Joko Widodo per Rabu, 2 September 2015. Adapun Risma, seperti halnya Jokowi, adalah kader PDIP. Tanpa lawan untuk Risma, Pilkada Surabaya terancam akan dimundurkan ke 2007.
MOHAMMAD SYARRAFAH