TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional, Lido Sukabumi, dokter Yolan mengatakan rehabilitasi dapat memulihkan hormon endorfin dan dopamin dalam tubuh seorang pecandu. "Itu hormon kebahagiaan. Jadi, bagi pecandu, mereka akan senang dan bahagia kalau mengkonsumsi narkotik," ucap Yolan kepada Tempo di BNN, Rabu, 9 September 2015.
Hormon dopamin adalah hormon kesenangan yang dilepaskan ketika seseorang berusaha menuju tujuan. Adapun hormon endorfin ialah obat penghilang rasa sakit alami tubuh yang mampu memblokir rasa sakit.
Yolan menjelaskan, seseorang yang mengkonsumsi sabu akan mempengaruhi meningkatnya hormon dopamin. Jadi pengguna sabu merasa percaya diri, berhalusinasi.
Bahkan penglihatan pengguna menjadi terganggu karena melihat sesuatu yang dekat menjadi jauh dan sebaliknya. "Ini kami pulihkan, agar hormon itu sesuai dengan porsinya," ujar Yolan.
Yolan yakin pencandu narkotik dapat sembuh atau pulih dengan direhabilitasi. "Mereka dapat sembuh dengan rehabilitasi medis dan sosial," tutur Yolan. Rehabilitasi medis merupakan pemulihan fisik dan tingkat kecanduannya. Sedangkan rehabilitasi sosial adalah pemulihan prilaku, psikologis, dan kejiwaannya.
Menurut dia, pecandu narkotik ialah pasien yang sakit, tapi bukan sakit biasa. Butuh penanganan khusus karena otak dan jiwa mereka sudah rusak. "Mereka harus diberikan motivasi, diobati, jadi butuh direhabilitasi untuk disembuhkan," katanya.
AFRILIA SURYANIS