TEMPO.CO, Bandung - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, tidak gampang mengambil kembali Flight Information Region (FIR) di sebagian wilayah Riau dan perbatasan Kalimantan. “Jangan main ambil aja, nggak gampang ngatur udara, tapi arah ke sana sudah sepakat,” kata dia di Bandung, Kamis, 10 September 2015.
Ryamizard mengatakan, pemerintah sudah mempersiapkan diri untuk mengambil alih layanan FIR dari Singapura. “Kita belajar sudah lama, kemudian pengendalian (wilayah udara) di Singapura ada orang kita juga. Kita juga menyekolahkan ahli hukum udara, dalam rangka itu,” kata dia.
Menurut Ryamizard, pengambilalihan pengaturan wilayah udara tersebut butuh persiapan matang. “Kita harus siap dulu. Tenaga, orangnya, peralatannya, baru serah terima. Kalau gak siap, begitu serah terima, terjadi tubrukan di udara, siapa yang salah? Profesional, jangan buru-buru,” kata dia.
Ryamizard mengatakan, masih dibutuhkan waktu untuk mengambil alih pengaturan wilayah udara yang kini dijalankan Singapura. “Ambil alihnya, ya siap dulu lah. Masa dua-tiga tahun,” kata dia.
Pengaturan udara di atas wilayah sebagian Riau ramai dibahas setelah Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo meminta militer Singapura tidak melakukan latihan militer di atas wilayah Indonesia. Singapura menguasai FIR sebagian kawasan Riau dan Kalimantan Utara.
Gatot sempat mengancam mengusir pesawat tempur Singapura jika ketahuan berlatih di wilayah teritorial Indonesia tersebut. Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan mengambil alih FIR di wilayah Indonesia yang kini dikelola Singapura paling lambat 2019.
AHMAD FIKRI