TEMPO.CO, Jakarta - Paket kebijakan ekonomi pemerintahan Joko Widodo atau Paket September I, yang diluncurkan kemarin, belum mampu mendorong bursa saham. Sepanjang perdagangan sesi I, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak di zona merah. Pergerakan indeks saham ini cenderung dipengaruhi koreksi tajam yang dialami bursa saham regional.
Pada awal perdagangan, IHSG sudah dibuka pada level 4.312,66. Laju indeks yang tertekan bahkan membuat indeks saham sempat menyentuh level terendah 4.290,68. Untung, menjelang jeda sesi I, aksi beli domestik yang terjadi menahan laju pelemahan indeks.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan kuatnya arah koreksi regional memang menyebabkan indeks tak mampu bergerak ke zona hijau. Sebab, sebagai acuan trading jangka pendek, koreksi regional tentu lebih menjadi pertimbangan investor dalam mengakumulasi saham. “Bagi investor, regional tetap menjadi panglima,” katanya, Kamis, 10 September 2015.
Apalagi, menurut Satrio, tidak ada yang relatif baru dalam agenda kebijakan September I. Komitmen pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meredam volatilitas nilai tukar rupiah dinilai masih sejenis dengan paket kebijakan sebelumnya.
Sebagaimana diketahui, lantaran masih menunggu penentuan suku bunga Amerika Serikat (Fed’s Rate) pada 16-17 September, mayoritas bursa saham regional cenderung mengalami koreksi. Indeks Nikkei 225 anjlok 3,02 persen menjadi 18.204,31. Begitu pula indeks Hang Seng, yang turun 1,93 persen ke level 21.704,63. Sedangkan Shanghai terkoreksi 0,30 persen menjadi 3.233,50.
MEGEL